ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG)
Piutang dagang
adalah suatu tagihan terhadap perusahaan atau orang-orang tertentu yang timbul
akibat penjualan kredit atau disebabkan perusahaan telah memberikan jasa
tertentu.
Piutang Dagang
(piutang usaha) menunjukan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang
atau jasa2 yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan perusahaan yang normal,
biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu
tahun, sehingga dikelompokan dalam aktiva lancar. Seperti telah dikatan dimuka,
yang termasuk dalam piutang ini hanya tagihan2 yang akan dilunasi dengan uang,
oleh karena itu pengiriman barang untuk dititipkan (konsinyasi) tidak dicatat
sebagai piutang sampai saat dimana barang2 tadi dijual.Sedangkan piutang yang
timbul dari penjualan angsuran, akan dipisahkan menjadi aktiva lancar dan tidak
lancar, tergantung pada jangka waktu angsuran tersebut. Apabila lebih dari satu
tahun maka tidak dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar, tetapi masuk kelompok
aktiva lain-lain.
Piutang timbul
bukan dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tidak
termasuk dalam kelompok piutang dagang tetapi dikelompokan tersendiri dengan
judul piutang bukan dagang (bukan usaha). Piutang bukan dagang akan dilaporkan
dalam kelompok aktiva lancar apabila akan dilunasi dalam jangka waktu kurang
dari satu tahun atau dalam siklus usaha yang normal.
Yang termasuk
dalam piutang bukan usaha antara lain :
1. Persekot dalam kontrak pembelian
2. Klaim terhadap perusahaan pengangkutan untuk barang-barang rusak
atau hilang.
3. Klaim terhadap perusahaan asuransi atas kerugian-kerugian yang
dipertanggungkan.
4. Klaim terhadap pegawai perusahaan
5. Klaim terhadap restitusi pajak
6. Tagihan terhadap langganan untuk pengembalian tempat barang
(misalnya botol, drum,dan lain-lain).
7. Uang muka pada anak perusahaan
8. Uang muka pada pegawai perusahaan
9. Piutang deviden
10. Piutang pesanan pembelian saham, dan lai-lain.
Masing-masing
piutang bukan usaha harus dianalisa mengenai kemungkinan pelunasannya. Jika
diketahui adanya kemungkinan tidak dilunasi maka harus dibuatkan cadangan
kerugian piutang.
Transaksi kredit
melibatkan 2 pihak :
1. Pihak kreditur yaitu menjual barang atau pihak yang memperoleh
piutang.
2. Pihak debitur yaitu : pihak yang membeli barang atau pihak yang berhutang
setiap piutang dagang akan mengandung resiko tidak tertagih.
Piutang terjadi
karena penjualan barang dagangan secara kredit dan berkurang atau lenyapnya
piutang karena :
a. Retur Penjualan
b. Diterima pembayaran berupa wesel
c. Diterima pembayaran berupa wesel
d. Dihapuskan karena tidak tertagih
PENILAIAN PIUTANG
Dalam
hubungannya dengan piutang, dalam buku Prinsip AKuntansi Indonesia disebutkan :
Piutang
dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang
tidak dapat diterima.
CADANGAN KERUGIAN PIUTANG
Dalam metode
cadangan setiap akhir periode dilakukan penaksiran jumlah kerugian piutang yang
akan dibebankan ke periode yang bersangkutan. Ada dua dasar yang dapat
digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang, yaitu :
1. Jumlah penjualan : apabila kerugian piutang itu dihubungkan dengan
proses pengukuran laba yang teliti maka dasar perhitungan kerugian piutang
adalah jumlah penjualan (pendekatan pendapatan-biaya).
2. Saldo piutang : Apabila saldo piutang digunakan sebagai dasar
perhitungan kerugian piutang maka arahnya adalah menilai aktiva dengan teliti
(pendekatan aktiva-utang).
Jumlah Cadangan Dinaikan Sampai Presentase Tertentu
dari Saldo Piutang
Dalam cara ini
saldo piutang dikalikan dengan presentase tertentu, hasilnya merupakan saldo
rekening cadangan kerugian piutang yang diinginkan. Untuk menghitung jumlah
kerugian piutang, hasil perhitungan tadi dikurangi atau ditambah dengan saldo
rekening cadangan kerugian piutang.
Misalnya pada
tanggan 31 Desember 2010 rekening piutang menunjukan saldo sebesar Rp.
7.500.000,00 dan rekening cadangan kerugian piutang menunjukan saldo kredit sebesar Rp.10.000,00. Presentase
kerugian piutang ditetapkan sebesar 1% dari saldo piutang. Jurnal yang dibuat
pada tanggal 31 Desember 2010 utnuk mencatat kerugian piutang dan rekening
cadangan kerugian piutang adalah sebagai berikut :
Kerugian piutang Rp.
65.000,00
Cadangan
kerugian Piutang Rp.
65.000,00
Perhitungan :
Persentase
kerugian : 1% X Rp.7.500.000,00 =
Rp. 75.000.00
Saldo kredit
rekening cadangan kerugian piutang =
Rp. 10.000,00
Jumlah yang
ditambah ke rekening cadangan = Rp. 65.000,-
Jumlah Cadangan Dinaikan Sampai Suatu Jumlah yang
Dihitung dengan Menganalisa Umur Piutang.
Metode ini
disebut metode analisa umur piutang. Piutang masing-masing langganan dibagi
dalam dua kelompok, yaitu belum menunggak dan menunggak. Yang dimaksud dengan
menunggak adalah sudah melebihi jangka waktu kredit. Piutang yang menunggak
dipisahkan-pisahkan dalam kelompok berdasarkan lamanya waktu menunggaknya. Selanjutnya
dari masing-masing jumlah tunggakan yang didasarkan pada lamanya waktu tunggakan
ditetapkan persentase kerugian piutangnya.
Penggunaan
Metode analisa umur piutang dapat dilihat dari contoh berikut ini :
Misalnya pada
tanggal 31 Desember 2010 saldo rekening piutang PT.ABC menunjukan jumlah
sebesar Rp. 7.500.000,00 yang dapat dirinci berdasarkan umurnya Nampak sebagai
berikut :
PT. ABC
|
||||||||
Analisa Umur Piutang
31 Desember 2010
|
||||||||
Nama
|
Jumlah
|
Belum
|
Jumlah Menunggak
|
|||||
Menunggak
|
1-30
|
31-60
|
61-90
|
91-180
|
181-365
|
lebih dari
|
||
|
Hari
|
Hari
|
Hari
|
Hari
|
Hari
|
1 Thn
|
||
Alex
|
270.000
|
250.000
|
20.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Basri
|
500.000
|
500.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Toko Indah
|
320.000
|
250.000
|
30.000
|
40.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
CV Jaya
|
1.410.000
|
1.300.000
|
-
|
110.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
PT.Muda
|
1.200.000
|
1.200.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Alaska
|
180.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
180.000
|
Mulyono
|
600.000
|
400.000
|
-
|
-
|
-
|
200.000
|
-
|
-
|
UD Maju
|
400.000
|
400.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
PT.Sinar
|
1.000.000
|
800.000
|
-
|
100.000
|
100.000
|
-
|
-
|
-
|
Tasrif
|
350.000
|
100.000
|
250.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Manan
|
250.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
250.000
|
|
UD Sari
|
320.000
|
200.000
|
-
|
-
|
-
|
120.000
|
-
|
-
|
Toko Malta
|
50.000
|
-
|
-
|
-
|
50.000
|
-
|
-
|
-
|
UD Polka
|
650.000
|
600.000
|
500.000
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
Jumlah
|
7.500.000
|
6.000.000
|
800.000
|
250.000
|
150.000
|
320.000
|
250.000
|
180.000
|
Perhitungan
kerugian piutang untuk masing-masing kelompok umur dengan persentase yang telah
ditetapkan dapat disusun sebagai berikut :
PT. ABC
|
|||
Taksiran Kerugian
Piutang 31 Desember 2010
|
|||
Kelompok Umur
|
Jumlah
|
% Kerugian
|
Taksiran Kerugian
|
Piutang
|
Piutang
|
||
Belum Menunggak
|
6.000.000,00
|
0,50
|
30.000,00
|
Menunggak 1-30 hari
|
350.000,00
|
1,00
|
3.500,00
|
Menunggak 31-60 hari
|
250.000,00
|
2,00
|
5.000,00
|
Menunggak 61-90 hari
|
150.000,00
|
5,00
|
7.500,00
|
Menunggak 91-180 hari
|
320.000,00
|
10,00
|
32.000,00
|
Menunggak 181-365 hari
|
250.000,00
|
30,00
|
75.000,00
|
Menunggak > 1 thn
|
180.000,00
|
50,00
|
90.000,00
|
|
7.500.000,00
|
|
243.000,00
|
SALES DISCOUNT (POTONGAN PENJUALAN)
Potongan
penjualan diberikan kepada si pembeli apabila yang bersangkutan membayar
utangnya lebih cepat dari waktu yang sudah ditetapkan semula. Mengenai waktu
ini biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan yang disebut Terms of Payment (syarat-syarat pembayaran)
Misalnya : 3/20, n/60
3
= 3% di diskon
20
= 20 hari jangka waktu memperoleh diskon (discount Period)
n/60 = net 60 hari jangka kredit
Contoh Soal
& Jawab
Soal 1 :
Tanggal 8
Februari 2010 dijual barang dagangan Rp. 800.000,00 dengan term of payment
3/20, n/60.
Tanggal 25
Februari 2010 diterima pembayaran atas penjualan diatas.
Jawab :
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
8/2/2010
|
Account receivable
Sales
|
|
800.000
|
800.000
|
25/2/2010
|
Cash
Sales discount (3%x800 rb)
Account receivable
|
|
776.000
24.000
|
800.000
|
Soal II :
- Total penjualan Rp.68.000.000,00 diantaranya Rp. 18.000.000,00 merupakan penjualan tunai.
- Retur penjualan berjumlah Rp. 3.000.000,00, diantaranya Rp.800.000,00 merupakan retur penjualan tunai.
- Piutang yang diterima berjumlah Rp.35.000.000,00, diantaranya Rp. 15.000.000,00 diterima setelah discount period 3/10, n/60.
- Cash collection Rp. 28.800,- discount period 4/20, n/60
- Cash collection yang diterima Rp. 49.300.000,00, diantaranya Rp. 15.000.000,00 diterima setelah discount period 2/10, n/30
Jawab :
Tanggal
|
Keterangan
|
Ref
|
Debet
|
Kredit
|
1
|
Cash
|
|
18.000.000
|
|
|
Account receivable
|
|
50.000.000
|
|
|
Sales (3/20,n/60)
|
|
|
68.000.000
|
2
|
Sales return and allowance
|
|
3.000.000
|
|
|
Cash
|
|
|
800.000
|
|
Account receivable
|
|
|
2.200.000
|
3
|
Cash
|
|
34.400.000
|
|
|
Sales discount
|
|
600.000
|
|
|
Account receivable
|
|
|
35.000.000
|
4
|
Cash
|
|
28.800
|
|
|
Sales discount (4%x100/96/28.800)
|
|
1.200
|
|
|
Account receivable
|
|
|
30.000
|
5
|
Cash
|
|
49.300.000
|
|
|
Sales discount (2%x100/98/34,300.000)
|
|
700.000
|
|
|
Account receivable
|
|
|
50.000.000
|
PENGHAPUSAN PIUTANG
Piutang yang
jelas-jelas tidak dapat ditagih karena debiturnya lari, meninggal,bangkrut atau
sebab-sebab lain harus dihapus dari rekening piutang. Penghapusan piutang ini
merupakan suatu kerugian,pencatatannya tidak dibebankan ke rekening kerugian
piutang tetapi dibebankan ke rekening cadangan kerugian piutang, karena
kerugian piutangnya sudah diakui pada akhir periode sebelumnya. Misalnya
terjadi penghapusan piutang seorang sebesar Rp.100.000,00 maka jurnalnya
sebagai berikut :
Cadangan kerugian piutang Rp.
100.000,00
Piutang Rp.
100.000,00
Kadang-kadang
piutang yang sudah dihapus dilunasi kembali. Penerimaan piutang yang sudah
dihapus akan dikreditkan ke rekening cadangan kerugian piutang sebagai berikut
:
Piutang Rp.
Xxxxx
Cadangan kerugian
piutang Rp.
Xxxx
Penerimaan
uannya dijurnal sebagai berikut :
Kas Rp. Xxxxx
Piutang Rp.
Xxxx
Cara pencatatan
kemungkinan kerugian yang akan diderita karena debitur tidak membayar dapat
dilakukan dengan 2 cara yaitu :
- Direct Write Off Method (metode langsung)
Metode ini
biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan-perusahaan
yang tidak dapat menaksir kerugian piutang dengan tepat. Pada akhir periode
tidak ada taksiran kerugian piutang yang dibebankan, tetapi kerugian piutang
baru diakui pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat
ditagih.Perbandingan antara metode cadangan dan metode penghapusan langsung
akan lebih jelas bila dilihat dalam contoh berikut :
Misalnya pada
yanggal 31 Des 2010 dihitung taksiran kerugian piutang sebesar Rp.100.000,00.
Pada tanggal 15 April 2010 langganan A yang piutangnya sebesar Rp.150.000,00
bangkrut dan menyatakan tidak dapat melunasi utangnya. Tetapi pada tanggal 1
juli 2010 langganan A datang menyatakan akan melunasi utangnya pada tanggal 1
Agustus 2010. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi diatas
sebagai berikut :
Transaksi
|
Metode Cadangan
|
Metode Penghapusan Langsung
|
31/12/2010
|
Kerugian piutang
Rp.100.000
|
Tidak ada jurnal
|
Taksiran kerugian piutang
|
Cadangan kerug.piutang Rp.100.000
|
|
Rp.100.000,00
|
|
|
15/04/2010
|
Cadangan kerug.ptg Rp.150,000,-
|
Kerugian piutang
Rp.150,000,-
|
Menghapus piutang A
|
Piutang Rp.150,000,-
|
Piutang Rp.150,000,-
|
sebesar Rp.150,000,00
|
|
|
01/07/2010
|
Piutang
Rp. 150,000,-
|
Piutang
Rp.150,000,-
|
Pernyataan dari A akan
|
Cadangan
kerug.ptg Rp. 150,000,-
|
Kerugian piutang Rp. 150,000,-
|
melunasi
|
|
|
01/08/2010
|
Kas Rp.
150,000,-
|
Kas
Rp. 150,000,-
|
Penerimaan uang dari
|
Piutang Rp.150,000,-
|
Piutang Rp.150,000,-
|
piutang yg sdh dihapus
|
|
|
- Metode Cadangan
(Allowance Method)
Dalam metode ini
dilakukan taksiran kerugian piutang yang tidak tertagih. Biasanya taksiran
kerugian piutang tidak tertagih dilakukan setiap akhir periode. Dasar taksiran
tidak tertagih dapat dilakukan setiap akhir periode.
RETUR PENJUALAN
Dalam perusahaan
yang menggunakan metode buku (perpetual) untuk pencatatan persediaan,retur
penjualan ini sering terjadi, perlu dibuatkan rekening cadangan retur
penjualan.
Contoh :
PT.ABC dalam
tahun 2010 menjual barang sebesar Rp.100.000.000,00.Pembelian diberi hak untuk
mengembalikan barang yang dibelinya paling lambat 30 hari sesudah tanggal
pembelian.Dari jumlah Rp.100.000.000,00 diatas, 10% terjadi dalam bulan
Desember 2010, sehingga 31 Desember 2010 masih dalam waktu untuk dikembalikan.
Atas dasar pengalaman di masa lalu, sebesar 10% dari penjualan dikembalikan
oleh pembelinya.Barang yang dikembalikan dapat dijual lagi sebesar 75% dari
harga jualnya semula.PT.ABC menjual barang dengan laba bruto sebesar 20% dari
harga jual.
Jurnal yang
dibuat oleh PT.ABC untuk mencatat transaksi penjualan dan jurnal penyesuaian
sebagai berikut :
2010
|
|
|
|
Mencatat Penjualan
|
Piutang Dagang
|
100.000.000
|
|
|
Penjualan
|
100.000.000
|
|
|
|
||
|
Harga Pokok Penjualan
|
80.000.000
|
|
|
Persediaan Barang
|
80.000.000
|
|
|
|
|
|
31/12/2010
|
|
||
Penyesuaian :
|
Retur Penjualan
|
1.000.000
|
|
Penjualan dengan hak retur =
|
Cadangan retur
penjualan
|
1.000.000
|
|
10% x 100.000.000=10,000,000
|
|
||
|
|
||
Taksiran retur =
|
Persediaan barang retur
|
750.000
|
|
10% x 10.000.000 = 1.000.000
|
Rugi dari retur penjualan
|
50.000
|
|
Harga Poko Penjualan =
|
HPP
|
800.000
|
|
80% x 1.000.000 = 800.000
|
|
||
Harga jual kembali =
|
|
||
75% x 1.000.000
|
|
|
|
PIUTANG WESEL (NOTES RECEIVABLE)
Wesel
(promissory note) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu
pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dari satu pihak kepada pihak
yang lain. Wesel berupa suatu surat pengakuan berutang atas sejumlah uang yang
tercantum dalam surat tersebut dan akan dibayar pada tanggal yang sudah
ditentukan dalam surat itu.
Keuntungan Notes
Receivable :
-
Bila ada klaim hukumnya lebih
kuat
-
Mudah dicairkan menjadi uang
tunai
Karakteristik
Notes Receivable :
-
Adanya tanggal jatuh tempo
:tanggal suatu wesel harus dibayar
-
Penentuan tanggal jatuh tempo
Misalnya :
v
Suatu wesel diterbitkan tanggal
7 juli jangka waktu 60 hari
Jangka waktu 60
Juli (31-17) 14
Agustus 31
45
15
Tanggal jatuh tempo 15 September (maturity date)
v
Suatu promes 60 hari tertanggal
12 Februari. Untuk menetapkan tanggal jatuh tempo dari promes tersebut, dapat
dihitung sebagai beikut :
Jangka waktu 60
hari
Februari 28
hari
Tanggal promes 12
Sisa 16
hari
Maret 31
hari
47
hari
Tanggal jatuh tempo 13
April
Catatan : Notes (wesel) dapat didiskontokan (dijual)
dan biasanya memberikan diskonto atau bunga sehingga dengan memiliki wesel maka
kesulitan keuangan dapat dihindarkan atau diatasi.
Surat Wesel dan Promes
Surat wesel dan
promes merupakan istilah untuk perjanjian tertulis dalam jual beli barang
dagangan atau jasa secara kredit.
Surat wesel
merupakan surat perintah yang dibuat oleh kreditur (orang yang mempunyai
piutang) yang ditujukan kepada debitur (orang yang mempunyai utang) untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana yang
disebutkan dalam surat wesel tersebut.
Promes merupakan
kesanggupan untuk membayar kepada kreditur. Sebagaimana halnya surat
wesel,promes dapat dipindahtangankan kepada pihak lain atau bank oleh
kreditur,jika kreditur membutuhkan uang sebelum tanggal jatuh tempo.
Jenis Piutang Wesel
Piutang wesel
dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
- Piutang wesel tidak berbunga (Non interest bearing notes) yaitu wesel yang tidak memberikan bunga. Dengan demikian pada tanggal jatuh tempo,jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel adalah sebesar nilai nominal (nilai yang dinyatakan dalam surat wesel).
Nilai nominal wesel = nilai jatuh tempoh
Nilai jatuh tempo = nominal + bunga
- Piutang wesel berbunga (interest bearing notes) yaitu wesel yang memberikan bunga pada periode antara tanggal penerbitan sampai tanggal jatuh tempo. Dengan demikian jumlah uang yang diterima pemegang wesel atau promes pada tanggal jatuh tempo adalah sebesar nilai nominal ditambah dengan bunga. Bunga dari nilai nominal piutang wesel.
Penetapan Bunga
Suku bunga biasanya
dinyatakan berdasrkan jangka waktu 1 tahun, Rumus dasar untuk perhitungan bunga
adalah :
BUNGA = Pokok X Suku Bunga X
Waktu
Contoh :
- Suatu wesel 20 hari dengan nominal Rp.2.500.000,00 bunga 18%, maka perhitungan bunganya sebagai berikut :
Bunga = 2.500.000 x 18% x 20/360 = 25.000,-
Menghitung bunga
:
- Bunga/hari = jumlah pokok x suku bunga x waktu/360
- Bunga / bulan = jumlah pokok x suku buna x waktu/12
- Bunga/tahun = jumlah pokok x suku bunga x waktu
Diskonto Piutang Wesel
Piutang wesel
dapat dipindahtangankan (didiskontokan) kepada pihak lain atau bank jika
kreditur membutuhkan uang sebelum yanggal jatuh tempo piutang wesel yang
bersangkutan.
Diskonto wesel biasanya
dinyatakan dengan prosentase (%) dari nilai jatuh tempo wesel. Rumus
perhitungan diskonto sebagai berikut :
P
x t x a
Keterangan : p =
prosentase diskonto, t = Waktu diskonto,dihitung mulai tanggal pendiskontoan
wesel sampai dengan tanggal jatih tempo, a= nilai tanggal jatuh tempo
wesel,dimana pada wesel tidak berbunga nilai jatuh tempo wesel sama dengan
nilai nominal wesel, sedangkan pada
wesel berbunga nilai jatuh tempo wesel sama dengan nilai nominal ditambah
dengan bunga wesel.
Contoh Soal Dan
Jawab :
01/4/2010 PT.ABC menerima wesel tagih nominal Rp.1.000.000, 60
hari, 12% atas pelunasan piutang PT.DEF.
21/4-2010 Wesel
tagih PT.DEF dijual ke bank BCA dengan diskonto 15%
01/05/2010 Diterima
kabar dari BCA bahwa PT.DEF sudah melunasi weselnya beserta bunga
Buatlah : Jurnal dari
ketiga tanggal tersebut
01/04/2009 21/04/2009 40
hari 31/05/2010
Nominal Rp.
1.000.000,-
Bunga wesel (1.000.000,- x 60 x 12%)/360 Rp.
20.000,-
Nilai jatuh tempo Rp.
1.020.000,-
Diskonto : (1.020.000,-x 40 x 15%)/360 Rp.
17.000,-
Nilai tunai, (cash) Rp.
1.003.000,-
Nominal Rp.
1.000.000,-
Pendapatan bunga Rp. 3.000,-
Jurnal :
Tanggal
|
Jurnal
|
Debet
|
Kredit
|
01/04/2010
|
Notes receivable
|
1.000.000
|
|
|
Account receivable
|
|
1.000.000
|
21/04/2010
|
Cash
|
1.003.000
|
|
|
Notes receivable
discounted
|
|
1.000.000
|
|
Interes income
|
|
3.000
|
01/05/2010
|
Notes receivable discounted
|
1.000.000
|
|
|
Notes receivable
|
|
1.000.000
|
MARKETABLE SECURITIES (SURAT BERHARGA)
Marketable
Secrurities adalah investasi jangka pendek (kurang dari 1 tahun) dalam bentuk
pembelian saham-saham dan obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan lain.
Tujuan dari inventasi ini adalah untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan
kurs antara saat pembelian dengan saat penjualan.
Marketable Securities
selalu dibukukan (didebet dan dikredit) sebesar nilai perolehannya atau costnya
yaitu :
COST = NILAI
KURS + PROVISI + METERAI
Apabila
Marketable Securities dijual maka selisih hasil penjualan (sales) dengan
costnya dicatat dalam perkiraan Gain/Loss on Sales of Marketable
Securities.(Laba/Rugi penjualan Marketable Securities)
Yang dimaksud dengan
sales disini adalah :
SALES = NILAI
KURS – (PROVISI + METERAI)
Marketable Securities
dibagi dalam 2 macam :
- Saham, 2. Obligasi
Contoh Soal
& Jawab :
- Tanggal 20 Agustus 2010 dibeli 120 lbr saham PT.DUL @ nominal Rp.50.000,- Kurs 105, Provisi dan meterai Rp.60.000,-
- Tanggal 25 Desember 2010 dijual 80 lbr dari saham tersebut diatas dengan kurs 110, provisi dan meterai ½%
- Tanggal 10 Januari 2011 diterima deviden dari saham tersebut sebesar Rp.4.000,- perlembar saham.
- Tanggal 17 Februari 2011 dijual 20 lbr saham tersebut di atas dengan harga Rp.52.000,- perlembar saham, provisi dan meterai Rp.10.000,-
Tanggal
|
Jurnal
|
Debet
|
Kredit
|
20/08/2010
|
Marketable Securities
|
6.360.000
|
|
|
Cash
|
|
6.360.000
|
25/12/2010
|
Cash
|
4.378.000
|
|
|
Marketable Securities
|
|
4.240.000
|
|
Gain on sales of MS
|
|
138.000
|
10/01/2011
|
Cash
|
160.000
|
|
|
Deviden ncome
|
|
160.000
|
17/02/2011
|
Cash
|
1.030.000
|
|
|
Loss on sales of MS
|
30.000
|
|
|
Marketable Securities
|
|
1.060.000
|
OBLIGASI
Jual beli
obligasi diluar tanggal jatuh tempo,kupon harus diperhitungkan bunga yang
sedang berjalan yaitu dari tanggal jual beli (dihitung ke bulan yang lalu) ke
tanggal kupon yang terakhir diterima.
Bunga obligasi
SELALU MENAMBAH nilai pembelian maupun hasil penjualan dan dicatat dalam
perkiraan tersendiri yaitu interest income.
Contoh Soal
& Jawab
- Tanggal 1 Juni 2010 dibeli 80 lbr obligasi jasa marga 12% @nominal Rp.100.000,- kurs 96, provisi dan meterai Rp.80.000, kupon 1 April – 1 Oktober.
- Tanggal 1 September 2010 dijual 60 lbr dari obligasi tersebut diatas dengan kurs 103, provisi dan meterai Rp. 30.000,-
- Tanggal 1 oktober 2010 diterima kupon tengah tahunan dari obligasi tersebut diatas.
- Tanggal 1 Februari 2011 dijual 20 lbr sisa obligasi tersebut diatas dengan harga Rp.95.000,- per lembar.Provisi dan meterai Rp.10.000,-
Tanggal
|
Jurnal
|
Debet
|
Kredit
|
01/06/2010
|
Marketable Securities
|
7.760.000
|
|
|
Interest Income
|
160.000
|
|
|
Cash
|
|
7.920.000
|
01/09/2010
|
Cash
|
6.450.000
|
|
|
Marketable Securities
|
|
5.820.000
|
|
Interest Income
|
|
300.000
|
|
Gain on sales of MS
|
|
330.000
|
01/10/2010
|
Cash
|
120.000
|
|
|
Interest Income
|
|
120.000
|
01/02/2011
|
Cash
|
1.970.000
|
|
|
Loss on sales of MS
|
50.000
|
|
|
Marketable Securities
|
|
1.940.000
|
|
Interest Income
|
|
80.000
|
Penilaian Persediaan Marketable Securities
Yang dimaksud
dengan penilaian persediaan adalah dengan harga marketable securities akan
dilaporkan dalam neraca pada akhir tahun pembukuan. Hal ini disebabkan karena
berbedah-bedanya harga pembelian atau cost dari persediaan tersebut, disamping
itu juga terjadinya perubahan harga persediaan tersebut pada waktu menyusun
neraca.
Ada 2 metode
penilaian persediaan marketable securities :
- Berdasarkan At Cost (harga beli)
Apabila persediaan marketable securities dinilai berdasarkan at cost
maka tidak ada jurnal pendahuluan atau adjustment yang harus dicatat. Nilai di
buku besar sama dengan nilai di neraca.
- Berdasarkan Lower of Cos or Market (harga terendah antara harga beli dengan harga pasarnya)
Apabila persediaan dinilai berdasrakan harga yang terendah antara
harga beli dengan harga pasarnya maka ada 2 kemungkinan yaitu :
a. Harga terendah at cost
Maka tidak ada jurnal penyesuaiannya
b. Harga yang terendah at market
Maka jurnla penyesuainnya sebagai berikut :
Decline in value Rp.
Xxxxx
Allowance for decline in
value Rp.
Xxxx
INVENTORIES (PERSEDIAAN)
Pengertian
persediaan menurut PSAK No.14 :
- Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha nominal
- Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
- Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan
merupakan aktiva lancar yang ada dalam suatu perusahaan, apabila perusahaan
tersebut perusahaan dagang maka persediaan diartikan sebagai barang dagangan
yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Sedangkan apabila
perusahaan merupakan perusahaan manufaktur maka persediaan diartikan sebagai
bahan baku yang terdapat dalam proses produksi yang disimpan untuk tujuan tersebut
(proses produksi).
Secara umum
istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki
untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan
dijual. Dalam perusahaan dagang, barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan
dijual kembali diberi judul persediaan barang.
METODE PENCATATAN
PERSEDIAAN BARANG
- Metode Fisik
Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang
masih ada tanggal penyusunan laporan keuangan.
Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku2,
setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada
catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat
diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila
persediaan akhir sudah dihitung.
Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
Persediaan barang awal Rp.
Xxxx
Pembelian (neto) Rp.
Xxxx (+)
Tersedia untuk dijual Rp. xxxxx
Persediaan akhir Rp.xxxxx
(-)
Harga Poko Penjualan Rp. Xxxxx
Ada masalah yang
timbul jika digunakan metode fisik, yaitu jika diinginkan menyusun laporan
keuangan jangka pendek (intern) misalnya, yaitu keharusan mengadakan
perhitungan fisik atas persediaan barang. Bila barang yang dimiliki jenisnya
dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup lama
dan akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. Tidak diikutinya mutasi
persediaan dalam buku menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan
pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan penjualan.
- Metode Buku (Perpetual)
Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening
sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku
pembantu bias diawasi dari rekening control persediaan barang dalam buku besar.
HARGA POKOK PERSEDIAAN
Dasar utama yang
digunakan dalam akuntansi persediaan adalah harga pokok (cost) yang dirumuskan
sebagai harga yang dibayar atau yang dipertimbangkan untuk memperoleh suatu
aktiva.
Potongan
Pembelian
Ada beberapa
cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan pembelian sebagai pengurangan
terhadap harga pokok yaitu :
- Pembelian dicatat dengan harga bruto dan (b) pembelian dicatat dengan harga neto. Dalam metode (b) utang dapat dicatat neto atau bruto.
Penggunaan masing-masing cara di atas akan dijelaskan dengan contoh
sebagai berikut :Misalnya pada tanggal 1 Desember 2010 dibeli barang dagangan
dengan harga faktur Rp.500.000,00. Syarat pembayaran 2/10, n/30.Pembayaran
utang dilakukan pada tanggal 10 Desember 2010 sehingga diperoleh potongan
pembelian sebesar 2%.
Jurnal yang dibuat untuk
mencatat transaksi di atas sebagai berikut :
(a) Pembelian dicatat dengan harga bruto
Tanggal 1 Desember 2010 :
Pembelian (persediaan barang) Rp.
500.000,00
Utang Rp.
500.000,-
Tanggal 10 Desember 2010 :
Utang Rp.
500.000,00
Potongan pembelian Rp.
10.000,00
Kas Rp.490.000,00
Metode Penilaian
Persediaan dengan sitem pencatatan periodic :
Metode Fisik
FIFO
Dalam metode
phisik FIFO (firs in firs out) masuk pertama, keluar pertama :
- Ditetapkan terlebih dahulu persediaan akhir secara kuantitas
- Penetapan harga satuan untuk nilai persediaan akhir : diambil dari harga yang terakhir dibeli, jika tidak mencukupi diambil dari pembelian kedua yang terakhir dan seterusnya.
Contoh Soal
& Jawab :
Tanggal
|
Keterangan
|
Unit
|
Harga Satuan
|
1
|
Persediaan awal
|
50
|
25
|
2
|
Pembelian
|
200
|
26
|
3
|
Pembelian
|
25
|
27
|
4
|
Penjualan
|
60
|
50
|
5
|
Penjualan
|
50
|
50
|
31
|
Persediaan akhir
|
165
|
???
|
Diminta :
- Hitunglah nilai persediaan akhir barang dagangan dengan menerapkan metode FIFO
- Hitung cost of good sold
Jawab
Keterangan
|
Unit
|
Harga Satuan
|
Total
|
Persediaan awal
|
50
|
25
|
1.250
|
Pembelian
|
200
|
26
|
5.200
|
Pembelian
|
25
|
27
|
675
|
Barang siap dijual
|
275
|
78
|
7.125
|
Persediaan akhir
barang dagangan 165 unit yang terdiri dari :
140 unit @ Rp. 26 =
Rp. 3.640
25 unit @ Rp.27 =
Rp. 675
165 unit =
Rp. 4.315
Cost of goods sold :
Merchandise available for sales Rp.
7.125
Ending Inventory Rp.
4.315
Cost of goods sold Rp.
2.810
Metode Fisik LIFO
Dalam metode
phisik LIFO :
- Ditetapkan terlebih dahulu persediaan akhir secara kuantitas
- Penetapan harga satuan untuk nilai persedian akhir diambil dari persediaan awal, jika tidak mencukupi diambil dari pembelian pertama dan seterusnya.
Dalam LIFO
berarti barang yang dibeli terakhir dianggap dijual terlebih dahulu sehingga
persediaan akhir diambil dari barang yang masuk terlebih dahulu.
Metode Phisik Rata-rata Tertimbang (Weight Average)
Dalam metode ini
:
- Ditetapkan terlebih dahulu persediaan akhir secara kuantitas
- Harga rata-rata per unit dicari sebagai berikut :
Barang siap dijual
(Rp)
Barang siap dijual
(kuantitas)
- Nilai persediaan akhir : kuantitas persediaan akhir x harga rata-rata per unit.
Perhitungan
harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan
dengan kuantitasnya. Dari data dimuka, perhitungan untuk persediaan akhir dan
harga pokok penjualan adalah sebagai berikut :
Metode Fisik
Misalnya
barang-barang yang ada dalam gudang pada tanggal 28 Februari 2010 dihitung
berjumlah 300 Kg. ersediaan akhir dihitung sebagai berikut :
Februari
|
1
|
Pembelian
|
200 Kg
|
@Rp.100,00
|
=
|
20.000,00
|
|
9
|
Pembelian
|
300 Kg
|
@Rp.110,00
|
=
|
33.000,00
|
||
15
|
Pembelian
|
400 Kg
|
@Rp.116,00
|
=
|
46.400,00
|
||
24
|
Pembelian
|
100 Kg
|
@Rp.126,00
|
=
|
12.600,00
|
||
1.000 Kg
|
112.000,00
|
||||||
Harga pokok rata-rata tertimbang :
|
112.000,00
|
=
|
112,00
|
per kg
|
|||
1.000
|
|||||||
Persediaan barang 28 Februari 2010 :
|
|||||||
300 Kg
|
@Rp.112,00
|
=
|
33.600,00
|
||||
Harga pokok penjualan :
|
|||||||
112.000,00
|
-33.600,00
|
= 78.400,00
|
Metode Buku (perpetual)
Dalam metode
ini, barang-barang yang dikeluarkan akan dibebani harga pokok pada akhir
periode, karena harga pokok rata-rata baru dihitung pada akhir periode, dan
akibatnya, jurnal untuk mencatat berkurangnya persediaan barang juga dibuat
pada akhir periode.Apabila harga pokok rata-rata dicatat setiap ada pengeluaran
barang maka diperlukan untuk menghitung harga pokok rata-rata setiap kali
terjadi pembelian barang,sehingga dalam satu periode akan terdapat beberapa
harga pokok rata-rata. Metode seperti ini disebut metode rata-rata bergerak
(moving average).Kartu barang A dengan metode rata-rata bergerak Nampak sebagai
berikut :
BARANG (RATA-RATA BERGERAK)
|
||||||||||
Tanggal
|
Diterima
|
Dikeluarkan
|
Saldo
|
|||||||
Kuantitas
|
Harga/Kg
|
Jumlah
|
Kuantitas
|
Harga/Kg
|
Jumlah
|
Kuantitas
|
Harga/Kg
|
Jumlah
|
||
2010
|
|
|
Rp.
|
|
|
Rp.
|
|
|
Rp.
|
|
Februari
|
1
|
|
|
|
|
|
|
200
|
100
|
20.000
|
|
9
|
300
|
110
|
33.000
|
|
|
|
500
|
106
|
53.000
|
|
10
|
|
|
|
400
|
106
|
42.400
|
100
|
106
|
10.600
|
|
15
|
400
|
116
|
46.400
|
|
|
|
500
|
114
|
57.000
|
|
18
|
|
|
|
300
|
114
|
34.200
|
200
|
114
|
22.800
|
|
24
|
100
|
126
|
12.600
|
|
|
|
300
|
118
|
35.400
|
Apabila terjadi
pengembalian barang yang dijual, tidak ada masalah dalam mencatat barang-barang
yang dikembalikan itu karena harga pokok rata-rata yang digunakan masih
sama.Tetapi jika barang-barang yang diterima kembali itu terjadi sesudah adanya
pembelian baru,maka harga pokok rata-ratanya sudah berbedah,oleh karena itu
perlu dihitung harga pokok rata-rata yang baru.
Misalnya pada
tanggal 12 Februari diterima barang-barang yang dijual pada tanggal 10 Februari
sebanyak 50 Kg dan tanggal 16 Februari sebanyak 75 Kg.Pada tanggal 25 Februari
dikembalikan barang-barang yang dibeli tanggal 24 Februari sebanyak 25
Kg.Transaksi2 diatas dan pengaruhnya terhadap harga pokok rata-rata per Kg
dapat dilihat dalam kartu barang berikut ini :
BARANG (RATA-RATA BERGERAK)
|
||||||||||
Tanggal
|
Diterima
|
Dikeluarkan
|
Saldo
|
|||||||
Kuantitas
|
Harga/Kg
|
Jumlah
|
Kuantitas
|
Harga/Kg
|
Jumlah
|
Kuantitas
|
Harga/Kg
|
Jumlah
|
||
2010
|
|
|
Rp.
|
|
|
Rp.
|
|
|
Rp.
|
|
Februari
|
1
|
|
|
|
|
|
|
200
|
100
|
20.000
|
|
9
|
300
|
110
|
33.000
|
|
|
|
500
|
106
|
53.000
|
|
10
|
|
|
|
400
|
106
|
42.400
|
100
|
106
|
10.600
|
|
12
|
|
|
|
(50)
|
(106)
|
5.300
|
150
|
113,27
|
62.300
|
|
15
|
400
|
116
|
46.400
|
|
|
|
550
|
113,27
|
62.300
|
|
16
|
|
|
|
(75)
|
(106)
|
7.950
|
625
|
112,4
|
70.250
|
|
18
|
|
|
|
300
|
114
|
34.200
|
325
|
112,4
|
36.530
|
|
24
|
100
|
126
|
12.600
|
|
|
|
425
|
115,6
|
49.130
|
|
25
|
(25)
|
(115,60)
|
(2890)
|
|
|
|
400
|
115,6
|
46.240
|
Jurnal yang
dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi pengembalian barang-barang diatas
sebagai berikut :
12-Feb-10
|
|||
Retur Penjualan
|
|||
Piutang
|
Sebesar harga jual
|
||
Penjualan Barang
|
5.300
|
||
Harga Poko Penjualan
|
5.300
|
||
16-Feb-10
|
|||
Retur Penjualan
|
|||
Piutang
|
Sebesar harga jual
|
||
Persediaan barang
|
7.950
|
||
Harga Poko Penjualan
|
7.950
|
||
25-Feb-10
|
|||
Utang
|
3.125
|
||
Selisih persediaan
|
235
|
||
Persediaan Barang
|
2.890
|
Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP/LIFO)
Barang-barang
yang dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang
terakhir disusul dengan masuk sebelumnya. Persediaan akhir dihargai dengan
harga pokok pembelian yang pertama dan berikutnya. Penggunaan metode MTKP akan
lebih jelas jika dilihat dalam perhitungan berikut yang datanya diambil dari
contoh dimuka.
Metode Fisik
Misalnya pada
tanggal 28 Februari 2010 diadakan perhitungan fisik terhadap barang-barang
dalam gudang yang hasilnya menunjukan jumlah persediaan sebanyak 300 Kg.Harga
pokok persediaan barang sebanyak 300 Kg itu dihitung sebagai berikut :
Persediaan tanggal 1 Februari 2010
|
200 Kg
|
@Rp.100,00
|
=
|
20.000
|
Pembelian tanggal 9 Februari 2010
|
100 Kg
|
@Rp.110,00
|
=
|
11.000
|
Jumlah
|
300 Kg
|
31.000
|
||
Harga pokok penjualan = 112,000 - 31.000 = 81.000
|
Metode Buku
(Perpetual)
Dalam cara ini
barang-barang yang dikeluarkan dapat dikreditkan dalam rekening persediaan
dengan harga pokoknya pada waktu :
- Akhir periode : setiap ada pengeluaran barang yang dicatat dalam kolom pengeluaran hanya kuantitasnya sedang harga pokoknya baru dicatat pada akhir periode sekaligus. Cara ini akan memberikan hasil perhitungan persediaan akhir dan harga pokok penjualan yang sama besar dengan cara fisik.
- Setiap kali ada barang yang dikeluarkan : jika harga pokok barang-barang yang dikeluarkan dicatat dalam kartu persediaan pada saat barang-barang tersebut dikeluarkan, maka perhitungan persediaan dan harga pokok penjualan sebagai berikut :
BARANG A (MTKP)LIFO
|
|||||||||||||||
Tanggal
|
Diterima
|
Dikeluarkan
|
Saldo
|
||||||||||||
Kuantitas
|
Harga/Kg
|
Jumlah
|
Kuantitas
|
Harga/Kg
|
Jumlah
|
Kuantitas
|
Harga/Kg
|
Jumlah
|
|||||||
2010
|
|
|
Rp.
|
|
|
Rp.
|
|
|
Rp.
|
|
|||||
Februari
|
1
|
|
|
|
|
|
|
200
|
100
|
20.000
|
|||||
|
9
|
300
|
110
|
33.000
|
|
|
|
200
|
100
|
20.000
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
300
|
110
|
33.000
|
|||||
|
10
|
|
|
|
300
|
110
|
33.000
|
|
|
|
|||||
|
|
|
|
|
100
|
100
|
10.000
|
100
|
100
|
10.000
|
|||||
|
15
|
400
|
116
|
46.400
|
|
|
|
100
|
100
|
10.000
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
400
|
116
|
46.400
|
|||||
|
18
|
|
|
|
300
|
116
|
34.800
|
100
|
100
|
10.000
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
100
|
116
|
11.600
|
|||||
|
24
|
100
|
126
|
12.600
|
|
|
|
100
|
100
|
10.000
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
100
|
116
|
11.600
|
|||||
|
|
|
|
|
|
|
|
100
|
126
|
12.600
|
|||||
Persediaan akhir dapat dilihat pada baris terakhir sebesar :
|
|||||||||||||||
100 Kg
|
@Rp.100,00
|
=
|
10.000,00
|
||||||||||||
100 Kg
|
@Rp.116,00
|
=
|
11.600,00
|
||||||||||||
100 Kg
|
@Rp.126,00
|
=
|
12.600,00
|
||||||||||||
Jumlah
|
300 Kg
|
34.200,00
|
|||||||||||||
Harga pokok
penjualan dapat dilihat dalam rekening harga pokok penjualan yaitu sebesar
Rp.33.000 + 10.000 + 34.800 = 77.800
Dari contoh
diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan persediaan akhir dan harga pokok
penjualan tidak sama dengan hasil dari metode fisik. Selisih harga pokok
persediaan kedua metode tersebut Rp.3.200,- yaitu selisih antara Rp.31.000,-
dan Rp.34.200,- selisih sebesar Rp.3.200,- ini disebabkan karena perbedaan
harga pokok per Kg dari barang yang dikeluarkan tanggal 10 dan 18 Februari.
Dalam cara fisik barang-barang yang dikeluarkan dinilai dengan harga pokok
sebagai berikut :
Tanggal 18 Februari 2010
|
100 Kg
|
@Rp.126,00
|
=
|
12.600
|
||
200 Kg
|
@Rp.116,00
|
=
|
23.200
|
|||
35.800
|
||||||
Tanggal 10 Februari 2010
|
200 Kg
|
@Rp.116,00
|
=
|
23.200
|
||
200 Kg
|
@Rp.110,00
|
=
|
22.000
|
|||
45.200
|
||||||
81.000
|
||||||
Dalam cara buku
:
|
||||||
Tanggal 18 Februari 2010
|
300 Kg
|
@Rp.116,00
|
=
|
34.800
|
||
Tanggal 10 Februari 2010
|
300 Kg
|
@Rp.110,00
|
=
|
33.000
|
||
100 Kg
|
@Rp.100,00
|
=
|
10.000
|
|||
43.000
|
||||||
77.800
|
||||||
Selisih
|
3.200
|
METODE – METODE TAKSIRAN
Dengan
digunakannya metode fisik untuk pencatatan persediaan, jumlah persediaan akhir
dapat diketahui sesudah dilakukan perhitungan fisik atas barang-barang yang
ada. Kadang-kadang perhitungan fisik ini tidak mungkin dilakukan sehingga
penentuan jumlah persediaan dilakukan dengan cara-cara taksiran. Ada 2 cara
untuk menaksir jumlah persediaan pada tanggal tertententu yaitu : (1) Metode
Laba Bruto dan (2) metode Eceran.
Dalam metode
laba bruto, pertama kali harus ditentukan besarnya persentase laba
bruto.Persentase ini bisa didasarkan pada penjualan atau harga pokok penjualan.
Biasanya persentase laba bruto ditentukan dengan menggunakan data tahun-tahun
lalu.Sesudah persentase laba bruto diketahui, kemudian dikalikan pada penjualan
dan hasilnya dikurangkan pada penjualan sehingga dapat ditentukan jumlah harga
pokok penjualan. Selisih antara HPP dengan barang2 yang tersedia untuk dijual
merupakan persediaan akhir.
Contoh Penggunaan metode laba bruto adalah sbb :
|
||||
Persediaan barang awal
|
100.000
|
|||
Pembelian (neto)
|
400.000
|
|||
Penjualan (neto)
|
300.000
|
|||
(a)
|
Misalnya laba bruto sebesar 25% dari penjualan,maka :
|
|||
Penjualan
|
100%
|
|||
Laba Bruto
|
25%
|
|||
HPP
|
75%
|
|||
Persediaan barang akhir periode dihitung sebagai berikut :
|
||||
Persediaan awal
|
100.000
|
|||
Pembelian (neto)
|
400.000
|
|||
500.000
|
||||
Penjualan
|
300.000
|
|||
Laba bruto 25%
|
75.000
|
|||
Taksiran HPP
|
225.000
|
|||
Taksiran nilai persediaan akhir
|
275.000
|
|||
(b)
|
Misalnya laba bruto sebesar 40% dari HPP maka :
|
|||
HPP
|
100%
|
|||
laba Bruto
|
40%
|
|||
Penjualan
|
140%
|
|||
Persediaan barang akhir periode dihitung sebagai berikut :
|
||||
Persediaan awal
|
100.000
|
|||
Pembelian (neto)
|
400.000
|
|||
Tersedian untuk dijual
|
500.000
|
|||
Penjualan
|
300.000
|
|||
Laba bruto=40/140x100%x300 rb
|
85.710
|
|||
Taksiran HPP
|
214.290
|
|||
Taksiran nilai persediaan akhir
|
285.710
|
Metode Harga Eceran (Retail Inventory Method)
Metode harga
eceran biasanya digunakan dalam toko-toko yang menjual bermacam-macam barang
secara eceran, termasuk toko serba ada.Metode harga eceran bisa digunakan untuk
:
- Menaksir jumlah persediaan barang untuk menyusun laporan keuangan jangka pendek.
- Mempercepat perhitungan, karena jumlah dihitung itu dicantumkan dengan harga jualnya, maka untuk mengubahnya ke harga pokok ialah dengan mengalikannya dengan persentase harga pokok tanpa perlu memperhatikan masing-masing fakturnya.
- Mutasi barang dapat diawasi yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan fisik yang dinilai dengan harga jual dengan hasil perhitungan dari metode harga eceran.
Contoh metode harga eceran
|
Harga eceran
|
harga Pokok
|
|
Persediaan barang awal
|
100.000
|
60.000
|
|
Pembelian (neto)
|
1.100.000
|
780.000
|
|
Tersedian untuk dijual
|
1.200.000
|
840.000
|
|
Penjualan
|
1.040.000
|
||
Persediaan barang akhir
|
160.000
|
||
Persentase harga pokok
|
840.000
|
x 100% = 70 %
|
|
1.200.000
|
|||
Persediaan barang akhir dengan Harga pokok : 70% x 160.000 = 112.000
|
FIXED ASSETS (AKTIVA
TETAP)
Aktiva yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan
aktivitas usaha dan sifatnya relative tetap atau jangka waktu perputarannya
lebih dari satu tahun.
Menurut SAK, aktiva tetap adalah aktiva berwujud;diperoleh dalam
bentuk siap pakai atau dibangun lebih dulu, digunakan dalam operasi
perusahaan,tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan
mempunyai manfaat lebih dari 1 tahun periode akuntansi.
CIRI-VIRINYA :
- Jangka waktu pemakaiannya lama (lebih dari 1 tahun)
- Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan.
- Nilainya cukup tinggi
- Penurunan manfaat (penurunan dari nilai aktiva tetap) secara periodik disebut depreciation expense (penyusutan)
- Memiliki umur ekonomis dan nilai residu
- Menurut SAK, harga perolehan aktiva tetao dihitung sebagai berikut : berapa jumlah nilai aktiva tetap sampai dengan aktiva tetap dapat digunakan.
Misalnya : Equipment 5.000.000,-
Transportation 100.000,-
Cost 5.100.000,-
Aktiva tetap dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Aktiva Tetap Berwujud, contoh : peralatan,tanah,alat angkut,mesin
dsb.
2. Aktiva Tetap Tidak Berwujud,contoh : goodwill,hak paten,hak
cipta,merk dagang dan sebagainya.
Harga Perolehan Aktiva Tetap
Nilai aktiva
tetap didasarkan atas harga perolehannya yang mencakup segala pengeluaran untuk
memperoleh aktiva tetap sampai siap digunakan.
Hak Perolehan
aktiva tetap adalah : Harga beli, biaya lain-lain (missal:,meterai),
asuransi,Angkutan,biaya pemasangan.
Masa Manfaat (n) Aktiva Tetap
Merupakan umur
ekonomis aktiva tetap.Masa manfaat aktiva tetap dapat dibagi menjadi :
- Tidak terbatas,misalnya : tanah (tidak dikenakan penyusutan)
- Terbatas dan dapat diganti,misalnya:gedung,kendaraan,peralatan dikenakan penyusutan terhadap harga peolehannya.
- Terbatas tetapi jika habis kegunaanya tidak dapat diganti dengan yang sejenis (wasting assets),misalnya: tanah galian pasir,pertambangan.
Faktor-faktor
yang menyebabkan pengurangan manfaat :
- Pengurangan fisik akibat kerusakan karena dipakai
- Penyusutan fungsional meliputi ketidaklayakan dan ketinggalan jaman.
CARA-CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap
dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing2 cara perolehan akan
mempengaruhi penentuan harga perolehan. Berikut ini akan dibicarakan
masing-masing perolehan.
Pembelian Tunai
Aktiva tetap
nerwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku2 dengan jumlah
sebesar uang yang dikeluarkan.
Pembelian Angsuran
Apabila aktiva
tetap diperoleh dari pembelian angsuran,maka dalam harga perolehan aktiva tetap
tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas
dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri.
Contoh
pertama :
PT.SRI DEWI
membeli mesin seharga Rp.5.000.000,- pada tanggal 1 januari 2010.Pembayaran
pertama Rp.2.000.000,- dan sisanya diangsur tiap tanggal 31 esember selama 3
tahun dengan bunga 12% pertahun. Pencatatan harga perolehan mesin dan
pembayaran angsuran sebagai berikut :
01-Jan-10
|
|
|
|
|
Pembelian mesin
|
|
Mesin
|
5.000.000
|
|
|
|
Utang
|
3.000.000
|
|
|
|
Kas
|
|
2.000.000
|
31-Des-09
|
|
|
||
Pembayaran angsuran 1
|
1.000.000
|
Utang
|
1.000.000
|
|
Bunga : 12% x 3.000.000,-
|
360.000
|
Biaya Bunga
|
360.000
|
|
|
1.360.000
|
Kas
|
|
1.360.000
|
31-Des-10
|
|
|
||
Pembayaran angsuran 2
|
1.000.000
|
Utang
|
1.000.000
|
|
Bunga : 12% x 2.000.000,-
|
240.000
|
Biaya Bunga
|
240.000
|
|
|
1.240.000
|
Kas
|
|
1.240.000
|
31-Des-11
|
|
|
||
Pembayaran angsuran 3
|
1.000.000
|
Utang
|
1.000.000
|
|
Bunga : 12% x 1,000,000,-
|
120.000
|
Biaya Bunga
|
120.000
|
|
|
1.120.000
|
Kas
|
|
1.120.000
|
Contoh kedua :
PT. SRI DEWI pada
tanggal 1 Januari 2009 membeli mesin dengan pembayaran angsuran tiap akhir
tahun sebesar Rp.1.975.500,- selama tiga tahun.Jumlah uang yang dibayarkan dalam
waktu tiga tahun sebesar Rp.1.975.000,- x 3 = Rp.5.926.500,- Karena
Rp.5.926.500,- dibayar dalam waktu 3 tahun, berarti dalam jumlah tersebut
termasuk bunga. Oleh karena itu harga perolehan mesin dihitung dari jumlah
Rp.5.926.500,- dikurangi bunga.Apabila tingkat bunga sebesar 9% per tahun,harga
perolehan mesin dapat dihitung dengan metode nilai tunai sebagai berikut :
Nilai tunai = a
n 7 p x Jumlah angsuran
A n 7 p adalah
symbol dari jumlah harga tunai Rp.1,00 yang diterima/dibayar setiap tahun selama
n tahun. Dalam table a n7p untuk n=3 dan p=9% didapat factor nilai tunai
2,532129 sehingga nilai tunai angsuran pembelian mesin diatas dapat dihitung
sebagai berikut :
Nilai tunai = 2,53129 x
Rp.1.975.500,-
= Rp.5.000.000,- (dibulatkan)
Bunga selama
angsuran dihitung sebagai berikut :
Jumlah pembayaran Rp.5.926.500,-
Harga perolehan mesin Rp.5.000.000,-
Bunga angsuran Rp.
926.500,-
Bunga angsuran
sebesar Rp.926.500,- akan dialokasi dalam waktu 3 tahun dengan perhitungan
sebagai berikut :
Tahun
|
Jumlah
|
Bunga
|
Pelunasan
|
Pokok Pinjaman
|
|
|
angsuran
|
|
|
Utang
|
yg blm dibyr
|
awal
|
|
|
|
|
|
tahun 1
|
|
|
|
|
5.000.000
|
1
|
1.975.500
|
5.000.000 x 9%
|
450.000
|
1.525.500
|
3.474.500
|
2
|
1.975.500
|
3.474.500 x 9%
|
312.700
|
1.662.800
|
1.811.700
|
3
|
1.975.500
|
1.811.700 x 9%
|
163.800*)
|
1.811.700
|
-
|
|
5.926.500
|
|
926.500
|
5.000.000
|
|
*)Pembulatan
Rp.800,-
Jurnal untuk
mencatat pembelian mesin dan angsurannya sebagai berikut :
01-Jan-09
|
||||
Mesin
|
5.000.000
|
|||
Beban bunga ditanggukan
|
926.500
|
|||
Utang angsuran
|
5.926.500
|
|||
31-Des-10
|
Utang angsuran
|
1.975.500
|
||
Biaya bunga
|
450.000
|
|||
Kas
|
1.975.500
|
|||
Beban bunga
ditanggukan
|
450.000
|
|||
31-Des-11
|
Utang angsuran
|
1.975.500
|
||
Biaya bunga
|
312.700
|
|||
Kas
|
1.975.500
|
|||
Beban bunga
ditanggukan
|
312.700
|
|||
31-Des-12
|
Utang angsuran
|
1.975.500
|
||
Biaya bunga
|
163.800
|
|||
Kas
|
1.975.500
|
|||
Beban bunga
ditanggukan
|
163.800
|
PENYUSUTAN
(DEPRESIASI)
Bersama dengan
berllalunya waktu, biasanya kekmapuan yang diberikan aktiva tetap berwujud
menurun (missal karena aus). Pengakuan adanya penurunan aktiva tetap berwujud
ini dibebankan sebagai biaya yang dikenal dengan nama depreciation expense
(biaya penyusutan).
Pembebanan ini
dilakukan tiap bulan atau ditunda sampai akhir periode akuntansi. Penyusutan
merupakan penurunan nilai manfaat secara periode dari aktiva tetap.Menurut SAK
penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang disusutkan setiap periode dari
suatu aktiva tetap sepanjang masa manfaat.
Jumlah yang
dapat sisusutkan = harga perolehan – nilai sisa
Catatan :
-
Penyusutan dilakukan dengan
asumsi bahwa suatu perusahaan didirikan untuk berjalan terus.
-
Beban penyusutan merupakan
penyusutan setiap periode akuntansi
-
Akumulasi penyusutan adalah
penjumlahan penyusutan setiap periode akuntansi.
Perhitungan penyusutan aktiva ditentukan oleh factor sebagai berikut
:
- Harga perolehan, yaitu jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tersebut sehingga siap untuk dipergunakan dalam operasi perusahaan.
- Taksiran nilai residu, yaitu taksiran nilai sisa aktiva tetao tersebut pada saat masa kegunaanya habis.
- Taksiran umur kegunaan yaitu taksiran umur aktiva tetap yang bersangkutan dapat dipergunakan dalam operasi perusahaan.
NILAI SISA / RESIDU
Jumlah netto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat
suatu aktiva setelah dikurang taksiran biaya pelepasan.
NILAI BUKU AKTIVA TETAP
Harga perolehan – Akumulasi Penyusutan
Faktor2 yang memperngaruhi penyusutan :
-
Nilai perolehan (cost)
-
Nilai sisa atau nilai residu
adalah nilai barang yang masih laku dijual
-
Umur ekonomis
Perhitungan
penyusutan dilakukan setiap akhir periode akuntansi.
Penetapan Perhitungan Penyusutan
Dihitung dari
bulan pemakai, jika tanggal pemakaian tanggal 15, maka penyusutan dimulai pada
bulan yang br=bersangkutan, tetapi jika tanggal pemakaian tanggal 16 maka
penyusutan mulai bulan berikutnya.
Penyusutan
aktiva tetap dapat dilakukan sepanjang nilai bukunya > nilai sisa. Jika
nilai buku = nilai sisa, maka aktiva tetap tersebut tidak dapat disusutkan
lagi.
Metode
Pencatatan Penyusutan :
- Metode Langsung (Direct Methods)
Adalah metode pencatatan penyusutan dimana biaya penyusutan langsung
mengurangi nilai aktiva. Jurnalnya :
Biaya
Penyusutan Rp.
Xxxxx
Peralatan Rp.
Xxxx
- Metode Akumulasi (Accumulated Methods)
Adalah metode pencatatan penyusutan dimana biaya penyusutan tiap
tahun dikumpulkan dan dicatat pada perkiraan accumulated depreciation
(akumulasi penyusutan) Jurnal :
Biaya
Penyusutan Rp.
Xxxxx
Akumulasi Penyusutan Rp. Xxxx
Metode Penyusutan
Dalam standar
akuntansi keuangan yang sudah diterima umum terdapat 4 metode yang paling
sering digunakan dalam menghitung beban depresiasi :
- Metode garis lurus (straight line methods)
- Metode dengan angka-angka tahunan (sum of the year digit methods)
- Metode saldo menurun (declining balance methods)
- Metode unit produksi (unit productive methods).
A1. Metode Garis lurus (straight line
methods).
Dalam metode ini, penyusutan
dibebankan berdasarkan berlalunya waktu dalam jumlah yang sama sepanjang umur
ekonomis aktiva.
Rumus : Biaya Penyusutan = Tarif
penyusutan x (HP-NR)
HP – NR
UE
Tarif
penyusutan = 100%
UE
Contoh Soal
& Jawab
Aktiva tetap
digunakan tanggal 04-04-2009, harga perolehan Rp.18.000.000,- nilai sisa Rp.
3.000.000,- umur manfaat 5 tahun.
Diminta : Hitung
penyusutan setiap tahun
Jawab : tariff =
100/5 = 20%
Tahun
|
HP
|
Biaya Penyusutan
|
akumulasi
|
Nilai
|
|
|
|
|
|
Penyusutan
|
Buku
|
04/04/2009
|
18.000.000
|
|
|
|
18.000.000
|
2009
|
|
9/12x20%x(18.000.000-3.000.000)
|
2.250.000
|
2.250.000
|
15.750.000
|
2010
|
|
20%x(18.000.000-3.000.000)
|
3.000.000
|
5.250.000
|
12.750.000
|
2011
|
|
20%x(18.000.000-3.000.000)
|
3.000.000
|
8.250.000
|
9.750.000
|
2012
|
|
20%x(18.000.000-3.000.000)
|
3.000.000
|
11.250.000
|
6.750.000
|
2013
|
|
20%x(18.000.000-3.000.000)
|
3.000.000
|
14.250.000
|
3.750.000
|
2014
|
|
3/12x20%x(18.000.000-3.000.000)
|
750.000
|
15.000.000
|
3.000.000
|
A2. Metode
dengan angka-angka tahunan (sum of the year digit methods)
Metode ini menghasilkan beban
penyusutan periodic semakin manurun sepanjang umur estimasi aktiva.
Beban penyusutan = tariff x
(HP-NR) x n/12
Tahun I Tahun
II Tahun
III
3 2 1
3/6 2/6 1/6 = 6
Catatan :
-
Tarif penyusutan didasarkan
atas dasar rasio jumlah angka tahun.
-
Penetapan pembilang didasarkan
atas umur manfaat.
-
Pembilang tahun pertama
menggunakan angka masa manfaat tahun terakhir.
-
Penetapan penyebut :
penjumlahan atas dasr bilangan tahun pertama hingga tahun terakhir.
Contoh soal & Jawab
Aktiva tetap
yang digunakan tanggal 01/01/2009, harga perolehan Rp.18.000.000,- bilai sisa
Rp. 3.000.000,- umur manfaat 5 tahun.
Diminta : Hitung
penyusutan setiap tahun berdasarkan sum of the year digit methods
Jawab :
Tahun ke
|
Pembilang
|
Penyebut
|
tarif
|
2009
|
5
|
15
|
5/15
|
2010
|
4
|
15
|
4/15
|
2011
|
3
|
15
|
3/15
|
2012
|
2
|
15
|
2/15
|
2013
|
1
|
15
|
1/15
|
Penyebut : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
|
|||
Penyusutan per tahun :
|
|||
Tahun
|
Penyusutan
|
||
2009
|
5/15x(18.000.000-3.000.000) =
|
|
5.000.000
|
2010
|
4/15x(18.000.000-3.000.000) =
|
|
4.000.000
|
2011
|
3/15x(18.000.000-3.000.000) =
|
|
3.000.000
|
2012
|
2/15x(18.000.000-3.000.000) =
|
|
2.000.000
|
2013
|
1/15x(18.000.000-3.000.000) =
|
|
1.000.000
|
A3. Metode saldo menurun (declining balance
methods).
Dalam metode ini penyusutan
dibebankan berdasarkan prosentase tetap nilai buku (saldo terakhir). Biasanya
prosentasenya 2 kali dari prosentase berdasarkan garis lurus.
Didalam menetapkan
penyusutan ini, nilai residu tidak diperhitungkan kecuali apabila disyratkan
bahwa nilai buku tidak kurang dari nilai residu yang diharapkan.
Beban penyusutan
= 2 x metode garis lurus x book value
Tarif = 2 x 100%/EU
Contoh Soal & Jawab
Aktiva tetap
digunakan tanggal 04-04-2009, harga perolehan Rp.18.000.000,- nilai sisa
Rp.3.000.000,- umur manfaat 5 tahun.
Diminta : Hitung
penyusutan setiap tahun & Hitung penyusutan setiap tahun berdasarkan
declining balance methods
Jawab : Tarif =
2 x (100/5) = 40%
Tahun
|
HP
|
Biaya Penyusutan
|
akumulasi
|
Nilai
|
|
|
|
|
|
Penyusutan
|
Buku
|
04/04/2009
|
18.000.000
|
|
|
|
18.000.000
|
2009
|
|
9/12x40%x(18.000.000)
|
5.400.000
|
5.400.000
|
12.600.000
|
2010
|
|
40% x 12.600.000
|
5.040.000
|
10.440.000
|
7.560.000
|
2011
|
|
40% x 7.560.000
|
3.024.000
|
13.464.000
|
4.536.000
|
2012
|
|
4.536.000-3.000.000
|
1.536.000
|
15.000.000
|
3.000.000
|
2013
|
|
|
|
|
|
2014
|
|
|
|
|
|
Ket : disusut sampai tahun 2012 karena nilai buku = nilai
sisa/residu
|
A4. Metode
unit produksi (unit productive methods)
Metode ini menghasilkan beban
penyusutan yang berbeda-beda setiap periode menurut jumlah penggunaan aktiva.
Umur aktiva dinyatakan dalam kapasitas produksi.
Rumus :
Beban penyusutan = HP – NR
x Produksi tahun berjalan
Jam mesin
Contoh soal & jawab
Aktiva tetap
digunakan tanggal 1 September 2009, harga perolehan Rp.18.000.000,- Nilai sisa
Rp.3.000.000,- Estimasi manfaat 10.000,- unit produksi ekonomis 5 tahun.Pemakaian
mesin per tahun sebenarnya :
Tahun
|
Estimasi Pemakaian Mesin
|
2009
|
2000 unit
|
2010
|
2500 unit
|
2011
|
3000 unit
|
2012
|
1000 unit
|
2013
|
1500 unit
|
Diminta :
a.Tarisf per unit, b.Penyusutan per tahun
Jawab
Tarif per jam = 18.000.000
– 3.000.000,- = Rp. 1.500,-
10.000
Tahun
|
Estimasi Pemakaian Mesin
|
Tarif
|
Penyusutan
|
2009
|
2000 unit
|
Rp. 1,500
|
3.000.000
|
2010
|
2500 unit
|
|
3.750.000
|
2011
|
3000 unit
|
|
4.500.000
|
2012
|
1000 unit
|
|
1.500.000
|
2013
|
1500 unit
|
|
2.250.000
|
AKTIVA TAK BERWUJUD & AKTIVA SUMBER ALAM
Pengertian
Aktiva Tak Berwujud adalah aktiva-aktiva yang umurnya lebih dari satu tahun dan
tidak mempunyai bentuk fisik. Pada umumnya aktiva tetap tidak berwujud
merupakan hak-hak yang dimiliki yang dapat digunakan lebih dari satu tahun.
Aktiva seperti ini mempunyai nilai karena diharapkan dapat memberikan sumbangan
pada laba. Aktiva tidak berwujud antara lain dapat berbentuk hak paten,hak
cipta, frachise,merk dagang dan good will.
Karakteristik
- Tidak memiliki keberadaan secara fisik
- Bukan merupakan instrument keuangan
- Bersifat jangka panjang dan harus diamortisasi
Pengelompokan
Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva ini dapat
dikelompokan :
- Kemampuan dapat diidentifikasikan : dapat atau tidak dapat diidentifikasikan secara khusus :
-
Dapat diidentifikasikan seperti
hak cipta,hak paten dan sebagainya
-
Tidak dapat diidentifikasikan
seperti goodwill
- Cara Perolehan :
-
Secara pembelian, seperti hak
paten
-
Melalui penggabungan badan
usaha seperti goodwill
-
Dikembangkan sendiri seperti goodwill
- Masa manfaat yang diharapkan :
-
Tergantung pada pembatasan yang
diatur oleh hukum/perjanjian seperti hak paten,hak cipta dsbnya
-
Jangka waktu yang tidak
terbatas seperti goodwill, merk dagang
- Kemampuan untuk dipisahkan dari eksistensi perusahaan :
-
Dapat dipisahkan seperti hak
cipta
Tidak dapat dipisahkan seperti
goodwill
Harga Perolehan Aktiva Tidak Berwujud
Harga perolehan
aktiva tidak berwujud meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh
aktiva tersebut pada saat mempeolehnya.
Amortisasi Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva tidak
berwujud harus diamortisasi menjadi beban sepanjang masa manfaat aktiva
tersebut. Dalam PSAK No.19 disebutkan bahwa periode amortisasi aktiva tidak
berwujud tidak boleh melebihi 20 (dua puluh) tahun berdasarkan pertimbangan
bahwa selama 20 tahun sudah banyak perkembangan yang terjadi sehingga untuk
tengang waktu selebihnya aktiva tidak berwujud diperkirakan tidak lagi memiliki
manfaat keekonomian.
Metode
amortisasi aktiva tidak berwujud adalah metode garis lurus, kecuali jika ada
metode lain yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaan.Jika dipai metode lain,
laporan keuangan harus mengungkapkan metode dan periode amortisasi yang
digunakan.
Faktor-faktor
yang dipertimbangkan dalam menetukan umur ekonomis aktiva tidak berwujud :
- Hukum, peraturan dan kontrak
- Ijin untuk pembaharuan atau perpanjangan
- Dampak keusangan,permintaan, kompetensi dan factor ekonomiisnya
- Masa manfaat bias seiring dengan masa jasa sesorang atau sekelompk pegawai.
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan
Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba
Soemarso
SR.,2005, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 21, Jakarta : Salemba Empat.
Ely Suhayati,
Sri Dewi Anggadini.,Akuntansi Keuangan, Graha Ilmu
Zaki Baridwan.,
Intermediate Accounting Edisi 7., BPFE Jakarta
Halo, semuanya, tolong, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi seorang wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa tekanan dan kesulitan keuangan,
BalasHapusSetelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta, saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari kreditor online yang sah dalam kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk meminta saran kepada teman saya tentang bagaimana cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulannya adalah tentang seorang wanita bernama Mrs. Maria yang adalah CEO Maria Loan. Perusahaan
Saya mengajukan jumlah pinjaman (900 juta) dengan suku bunga rendah 2%, sehingga pinjaman yang disetujui mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena fakta bahwa itu tidak memerlukan jaminan untuk transfer. pinjaman, saya hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.
Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 900 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa saya dengan memesan pemberi pinjaman saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan hati saya harapan.
Terima kasih banyak kepada Ibu Maria karena telah membuat hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Maria dengan baik melalui Email (mariaalexander818@gmail.com) ATAU Via Whatsapp (+1 651-243 -8090) untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,
Jadi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda.
Nama saya adalah kabu layu, Anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih lanjut melalui email saya: (kabulayu18@gmail.com)
Terima kasih semua.
888 Casino App - DrmCD
BalasHapus888 Casino App 경기도 출장마사지 – How to get your virtual money · How to download and install the 888 의왕 출장샵 Virtual 강원도 출장안마 App · How to use a casino 경주 출장마사지 · How 충주 출장샵 to download and install