Kamis, 04 Juli 2013

Bahan Ajar Akuntansi Keuangan 1


ACCOUNT RECEIVABLE (PIUTANG DAGANG)
Piutang dagang adalah suatu tagihan terhadap perusahaan atau orang-orang tertentu yang timbul akibat penjualan kredit atau disebabkan perusahaan telah memberikan jasa tertentu.
Piutang Dagang (piutang usaha) menunjukan piutang yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa2 yang dihasilkan perusahaan. Dalam kegiatan perusahaan yang normal, biasanya piutang dagang akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun, sehingga dikelompokan dalam aktiva lancar. Seperti telah dikatan dimuka, yang termasuk dalam piutang ini hanya tagihan2 yang akan dilunasi dengan uang, oleh karena itu pengiriman barang untuk dititipkan (konsinyasi) tidak dicatat sebagai piutang sampai saat dimana barang2 tadi dijual.Sedangkan piutang yang timbul dari penjualan angsuran, akan dipisahkan menjadi aktiva lancar dan tidak lancar, tergantung pada jangka waktu angsuran tersebut. Apabila lebih dari satu tahun maka tidak dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar, tetapi masuk kelompok aktiva lain-lain.
Piutang timbul bukan dari penjualan barang-barang atau jasa yang dihasilkan perusahaan tidak termasuk dalam kelompok piutang dagang tetapi dikelompokan tersendiri dengan judul piutang bukan dagang (bukan usaha). Piutang bukan dagang akan dilaporkan dalam kelompok aktiva lancar apabila akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun atau dalam siklus usaha yang normal.
Yang termasuk dalam piutang bukan usaha antara lain :
1.       Persekot dalam kontrak pembelian
2.       Klaim terhadap perusahaan pengangkutan untuk barang-barang rusak atau hilang.
3.       Klaim terhadap perusahaan asuransi atas kerugian-kerugian yang dipertanggungkan.
4.       Klaim terhadap pegawai perusahaan
5.       Klaim terhadap restitusi pajak
6.       Tagihan terhadap langganan untuk pengembalian tempat barang (misalnya botol, drum,dan lain-lain).
7.       Uang muka pada anak perusahaan
8.       Uang muka pada pegawai perusahaan
9.       Piutang deviden
10.   Piutang pesanan pembelian saham, dan lai-lain.
Masing-masing piutang bukan usaha harus dianalisa mengenai kemungkinan pelunasannya. Jika diketahui adanya kemungkinan tidak dilunasi maka harus dibuatkan cadangan kerugian piutang.
Transaksi kredit melibatkan 2 pihak :
1.       Pihak kreditur yaitu menjual barang atau pihak yang memperoleh piutang.
2.       Pihak debitur yaitu : pihak yang membeli barang atau pihak yang berhutang setiap piutang dagang akan mengandung resiko tidak tertagih.
Piutang terjadi karena penjualan barang dagangan secara kredit dan berkurang atau lenyapnya piutang karena :
a.       Retur Penjualan
b.      Diterima pembayaran berupa wesel
c.       Diterima pembayaran berupa wesel
d.      Dihapuskan karena tidak tertagih
PENILAIAN PIUTANG
Dalam hubungannya dengan piutang, dalam buku Prinsip AKuntansi Indonesia disebutkan :
Piutang dinyatakan sebesar jumlah bruto tagihan dikurangi dengan taksiran jumlah yang tidak dapat diterima.

CADANGAN KERUGIAN PIUTANG
Dalam metode cadangan setiap akhir periode dilakukan penaksiran jumlah kerugian piutang yang akan dibebankan ke periode yang bersangkutan. Ada dua dasar yang dapat digunakan untuk menentukan jumlah kerugian piutang, yaitu :
1.       Jumlah penjualan : apabila kerugian piutang itu dihubungkan dengan proses pengukuran laba yang teliti maka dasar perhitungan kerugian piutang adalah jumlah penjualan (pendekatan pendapatan-biaya).
2.       Saldo piutang : Apabila saldo piutang digunakan sebagai dasar perhitungan kerugian piutang maka arahnya adalah menilai aktiva dengan teliti (pendekatan aktiva-utang).

Jumlah Cadangan Dinaikan Sampai Presentase Tertentu dari Saldo Piutang
Dalam cara ini saldo piutang dikalikan dengan presentase tertentu, hasilnya merupakan saldo rekening cadangan kerugian piutang yang diinginkan. Untuk menghitung jumlah kerugian piutang, hasil perhitungan tadi dikurangi atau ditambah dengan saldo rekening cadangan kerugian piutang.
Misalnya pada tanggan 31 Desember 2010 rekening piutang menunjukan saldo sebesar Rp. 7.500.000,00 dan rekening cadangan kerugian piutang menunjukan  saldo kredit sebesar Rp.10.000,00. Presentase kerugian piutang ditetapkan sebesar 1% dari saldo piutang. Jurnal yang dibuat pada tanggal 31 Desember 2010 utnuk mencatat kerugian piutang dan rekening cadangan kerugian piutang adalah sebagai berikut :
               
Kerugian piutang                                              Rp. 65.000,00
                                Cadangan kerugian Piutang                                         Rp. 65.000,00
Perhitungan :
Persentase kerugian : 1% X Rp.7.500.000,00                         = Rp. 75.000.00
Saldo kredit rekening cadangan kerugian piutang              = Rp. 10.000,00
Jumlah yang ditambah ke rekening cadangan                     = Rp. 65.000,-

Jumlah Cadangan Dinaikan Sampai Suatu Jumlah yang Dihitung dengan Menganalisa Umur Piutang.

Metode ini disebut metode analisa umur piutang. Piutang masing-masing langganan dibagi dalam dua kelompok, yaitu belum menunggak dan menunggak. Yang dimaksud dengan menunggak adalah sudah melebihi jangka waktu kredit. Piutang yang menunggak dipisahkan-pisahkan dalam kelompok berdasarkan lamanya waktu menunggaknya. Selanjutnya dari masing-masing jumlah tunggakan yang didasarkan pada lamanya waktu tunggakan ditetapkan persentase kerugian piutangnya.
Penggunaan Metode analisa umur piutang dapat dilihat dari contoh berikut ini :
Misalnya pada tanggal 31 Desember 2010 saldo rekening piutang PT.ABC menunjukan jumlah sebesar Rp. 7.500.000,00 yang dapat dirinci berdasarkan umurnya Nampak sebagai berikut :
PT. ABC
Analisa Umur Piutang 31 Desember 2010
Nama
Jumlah
Belum
Jumlah Menunggak
Menunggak
1-30
31-60
61-90
91-180
181-365
lebih dari

Hari
Hari
Hari
Hari
Hari
1 Thn
Alex
         270.000
          250.000
       20.000
 -
 -
 -
 -
 -
Basri
         500.000
          500.000
 -
 -
 -
 -
 -
 -
Toko Indah
         320.000
          250.000
       30.000
       40.000
 -
 -
 -
 -
CV Jaya
      1.410.000
       1.300.000
 -
     110.000
 -
 -
 -
 -
PT.Muda
      1.200.000
       1.200.000
 -
 -
 -
 -
 -
 -
Alaska
         180.000
 -
 -
 -
 -
 -
 -
     180.000
Mulyono
         600.000
          400.000
 -
 -
 -
         200.000
 -
 -
UD Maju
         400.000
          400.000
 -
 -
 -
 -
 -
 -
PT.Sinar
      1.000.000
          800.000
 -
     100.000
     100.000
 -
 -
 -
Tasrif
         350.000
          100.000
     250.000
 -
 -
 -
 -
 -
Manan
         250.000
 -
 -
 -
 -
 -
        250.000

UD Sari
         320.000
          200.000
 -
 -
 -
         120.000
 -
 -
Toko Malta
           50.000
 -
 -
 -
       50.000
 -
 -
 -
UD Polka
         650.000
          600.000
     500.000
 -
 -
 -
 -
 -
Jumlah
      7.500.000
       6.000.000
     800.000
     250.000
     150.000
         320.000
        250.000
     180.000
Perhitungan kerugian piutang untuk masing-masing kelompok umur dengan persentase yang telah ditetapkan dapat disusun sebagai berikut :
PT. ABC
Taksiran Kerugian Piutang 31 Desember 2010
Kelompok Umur
Jumlah
% Kerugian
Taksiran Kerugian
Piutang
Piutang
Belum Menunggak
           6.000.000,00
                   0,50
                    30.000,00
Menunggak 1-30 hari
              350.000,00
                   1,00
                      3.500,00
Menunggak 31-60 hari
              250.000,00
                   2,00
                      5.000,00
Menunggak 61-90 hari
              150.000,00
                   5,00
                      7.500,00
Menunggak 91-180 hari
              320.000,00
                 10,00
                    32.000,00
Menunggak 181-365 hari
              250.000,00
                 30,00
                    75.000,00
Menunggak > 1 thn
              180.000,00
                 50,00
                    90.000,00

           7.500.000,00

                  243.000,00

SALES DISCOUNT (POTONGAN PENJUALAN)
Potongan penjualan diberikan kepada si pembeli apabila yang bersangkutan membayar utangnya lebih cepat dari waktu yang sudah ditetapkan semula. Mengenai waktu ini biasanya dicantumkan dalam faktur penjualan yang disebut Terms of Payment (syarat-syarat pembayaran)
Misalnya :  3/20, n/60
                     3    =  3% di diskon
                    20   = 20 hari jangka waktu memperoleh diskon (discount Period)
                n/60   = net 60 hari jangka kredit

Contoh Soal & Jawab
Soal 1 :
Tanggal 8 Februari 2010 dijual barang dagangan Rp. 800.000,00 dengan term of payment 3/20, n/60.
Tanggal 25 Februari 2010 diterima pembayaran atas penjualan diatas.


Jawab :
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
8/2/2010
Account receivable
    Sales

800.000


800.000
25/2/2010
Cash
Sales discount (3%x800 rb)
     Account receivable

776.000
24.000


800.000

Soal II :
  1. Total penjualan Rp.68.000.000,00 diantaranya Rp. 18.000.000,00 merupakan penjualan tunai.
  2. Retur penjualan berjumlah Rp. 3.000.000,00, diantaranya Rp.800.000,00 merupakan retur penjualan tunai.
  3. Piutang yang diterima berjumlah Rp.35.000.000,00, diantaranya Rp. 15.000.000,00 diterima setelah discount period 3/10, n/60.
  4. Cash collection Rp. 28.800,- discount period 4/20, n/60
  5. Cash collection yang diterima Rp. 49.300.000,00, diantaranya Rp. 15.000.000,00 diterima setelah discount period 2/10, n/30
Jawab :
Tanggal
Keterangan
Ref
Debet
Kredit
1
Cash

   18.000.000


Account receivable

   50.000.000


     Sales  (3/20,n/60)


   68.000.000
2
Sales return and allowance

     3.000.000


     Cash


         800.000

     Account receivable


     2.200.000
3
Cash

   34.400.000


Sales discount

         600.000


     Account receivable


   35.000.000
4
Cash

           28.800


Sales discount (4%x100/96/28.800)

             1.200


    Account receivable


           30.000
5
Cash

   49.300.000


Sales discount (2%x100/98/34,300.000)

         700.000


    Account receivable


   50.000.000

PENGHAPUSAN PIUTANG
Piutang yang jelas-jelas tidak dapat ditagih karena debiturnya lari, meninggal,bangkrut atau sebab-sebab lain harus dihapus dari rekening piutang. Penghapusan piutang ini merupakan suatu kerugian,pencatatannya tidak dibebankan ke rekening kerugian piutang tetapi dibebankan ke rekening cadangan kerugian piutang, karena kerugian piutangnya sudah diakui pada akhir periode sebelumnya. Misalnya terjadi penghapusan piutang seorang sebesar Rp.100.000,00 maka jurnalnya sebagai berikut :
Cadangan kerugian piutang                         Rp. 100.000,00
Piutang                                                                                                 Rp. 100.000,00
Kadang-kadang piutang yang sudah dihapus dilunasi kembali. Penerimaan piutang yang sudah dihapus akan dikreditkan ke rekening cadangan kerugian piutang sebagai berikut :
                Piutang                                                                 Rp. Xxxxx
                                Cadangan kerugian piutang                                         Rp. Xxxx
Penerimaan uannya dijurnal sebagai berikut :
                Kas                                         Rp. Xxxxx
                        Piutang                                                         Rp. Xxxx
Cara pencatatan kemungkinan kerugian yang akan diderita karena debitur tidak membayar dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :
  1. Direct Write Off Method (metode langsung)
Metode ini biasanya digunakan dalam perusahaan-perusahaan kecil atau perusahaan-perusahaan yang tidak dapat menaksir kerugian piutang dengan tepat. Pada akhir periode tidak ada taksiran kerugian piutang yang dibebankan, tetapi kerugian piutang baru diakui pada waktu diketahui ada piutang yang tidak dapat ditagih.Perbandingan antara metode cadangan dan metode penghapusan langsung akan lebih jelas bila dilihat dalam contoh berikut :
Misalnya pada yanggal 31 Des 2010 dihitung taksiran kerugian piutang sebesar Rp.100.000,00. Pada tanggal 15 April 2010 langganan A yang piutangnya sebesar Rp.150.000,00 bangkrut dan menyatakan tidak dapat melunasi utangnya. Tetapi pada tanggal 1 juli 2010 langganan A datang menyatakan akan melunasi utangnya pada tanggal 1 Agustus 2010. Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi diatas sebagai berikut :
Transaksi
Metode Cadangan
Metode Penghapusan Langsung
31/12/2010
Kerugian piutang   Rp.100.000     
Tidak ada jurnal
Taksiran kerugian piutang
   Cadangan kerug.piutang Rp.100.000

Rp.100.000,00


15/04/2010
Cadangan kerug.ptg Rp.150,000,-
Kerugian piutang  Rp.150,000,-
Menghapus piutang A
   Piutang                             Rp.150,000,-
     Piutang                    Rp.150,000,-
sebesar Rp.150,000,00


01/07/2010
Piutang                   Rp. 150,000,-
Piutang                   Rp.150,000,-
Pernyataan dari A akan
    Cadangan kerug.ptg  Rp. 150,000,-
    Kerugian piutang   Rp. 150,000,-
melunasi


01/08/2010
Kas                Rp. 150,000,-
Kas                      Rp. 150,000,-
Penerimaan uang dari
       Piutang                          Rp.150,000,-
        Piutang                  Rp.150,000,-
piutang yg sdh dihapus



  1. Metode Cadangan (Allowance Method)
Dalam metode ini dilakukan taksiran kerugian piutang yang tidak tertagih. Biasanya taksiran kerugian piutang tidak tertagih dilakukan setiap akhir periode. Dasar taksiran tidak tertagih dapat dilakukan setiap akhir periode.

RETUR PENJUALAN
Dalam perusahaan yang menggunakan metode buku (perpetual) untuk pencatatan persediaan,retur penjualan ini sering terjadi, perlu dibuatkan rekening cadangan retur penjualan.

Contoh :
PT.ABC dalam tahun 2010 menjual barang sebesar Rp.100.000.000,00.Pembelian diberi hak untuk mengembalikan barang yang dibelinya paling lambat 30 hari sesudah tanggal pembelian.Dari jumlah Rp.100.000.000,00 diatas, 10% terjadi dalam bulan Desember 2010, sehingga 31 Desember 2010 masih dalam waktu untuk dikembalikan. Atas dasar pengalaman di masa lalu, sebesar 10% dari penjualan dikembalikan oleh pembelinya.Barang yang dikembalikan dapat dijual lagi sebesar 75% dari harga jualnya semula.PT.ABC menjual barang dengan laba bruto sebesar 20% dari harga jual.
Jurnal yang dibuat oleh PT.ABC untuk mencatat transaksi penjualan dan jurnal penyesuaian sebagai berikut :
2010



Mencatat Penjualan
Piutang Dagang
           100.000.000


     Penjualan
   100.000.000



Harga Pokok Penjualan
             80.000.000


    Persediaan Barang
     80.000.000




31/12/2010

Penyesuaian :
Retur Penjualan
               1.000.000

Penjualan dengan hak retur =
   Cadangan retur penjualan
       1.000.000
10% x 100.000.000=10,000,000



Taksiran retur =
Persediaan barang retur
                   750.000

10% x 10.000.000 = 1.000.000
Rugi dari retur penjualan
                     50.000

Harga Poko Penjualan =
    HPP
           800.000
80% x 1.000.000 = 800.000

Harga jual kembali =

75% x 1.000.000






PIUTANG WESEL (NOTES RECEIVABLE)
Wesel (promissory note) adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dari satu pihak kepada pihak yang lain. Wesel berupa suatu surat pengakuan berutang atas sejumlah uang yang tercantum dalam surat tersebut dan akan dibayar pada tanggal yang sudah ditentukan dalam surat itu.
Keuntungan Notes Receivable :
-          Bila ada klaim hukumnya lebih kuat
-          Mudah dicairkan menjadi uang tunai
Karakteristik Notes Receivable :
-          Adanya tanggal jatuh tempo :tanggal suatu wesel harus dibayar
-          Penentuan tanggal jatuh tempo
Misalnya :
v  Suatu wesel diterbitkan tanggal 7 juli jangka waktu 60 hari
Jangka waktu                                     60
Juli (31-17)                          14
Agustus                                                31
                                                                45
                                                                15
Tanggal jatuh tempo 15 September (maturity date)
v  Suatu promes 60 hari tertanggal 12 Februari. Untuk menetapkan tanggal jatuh tempo dari promes tersebut, dapat dihitung sebagai beikut :
Jangka waktu                                     60 hari
Februari                               28 hari
Tanggal promes                                12
Sisa                                        16 hari
Maret                                   31 hari
                                                                47 hari
Tanggal jatuh tempo                      13 April
Catatan : Notes (wesel) dapat didiskontokan (dijual) dan biasanya memberikan diskonto atau bunga sehingga dengan memiliki wesel maka kesulitan keuangan dapat dihindarkan atau diatasi.

Surat Wesel dan Promes
Surat wesel dan promes merupakan istilah untuk perjanjian tertulis dalam jual beli barang dagangan atau jasa secara kredit.
Surat wesel merupakan surat perintah yang dibuat oleh kreditur (orang yang mempunyai piutang) yang ditujukan kepada debitur (orang yang mempunyai utang) untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu sebagaimana yang disebutkan dalam surat wesel tersebut.
Promes merupakan kesanggupan untuk membayar kepada kreditur. Sebagaimana halnya surat wesel,promes dapat dipindahtangankan kepada pihak lain atau bank oleh kreditur,jika kreditur membutuhkan uang sebelum tanggal jatuh tempo.
Jenis Piutang Wesel
Piutang wesel dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu :
  1. Piutang wesel tidak berbunga (Non interest bearing notes) yaitu wesel yang tidak memberikan bunga. Dengan demikian pada tanggal jatuh tempo,jumlah uang yang diterima oleh pemegang wesel adalah sebesar nilai nominal (nilai yang dinyatakan dalam surat wesel).
Nilai nominal wesel = nilai jatuh tempoh
Nilai jatuh tempo = nominal + bunga
  1. Piutang wesel berbunga (interest bearing notes) yaitu wesel yang memberikan bunga pada periode antara tanggal penerbitan sampai tanggal jatuh tempo. Dengan demikian jumlah uang yang diterima pemegang wesel atau promes pada tanggal jatuh tempo adalah sebesar nilai nominal ditambah dengan bunga. Bunga dari nilai nominal piutang wesel.

Penetapan Bunga
Suku bunga biasanya dinyatakan berdasrkan jangka waktu 1 tahun, Rumus dasar untuk perhitungan bunga adalah :
                BUNGA = Pokok X Suku Bunga X Waktu

Contoh :
  • Suatu wesel 20 hari dengan nominal Rp.2.500.000,00 bunga 18%, maka perhitungan bunganya sebagai berikut :
Bunga = 2.500.000 x 18% x 20/360 = 25.000,-
Menghitung bunga :
  1. Bunga/hari          = jumlah pokok x suku bunga x waktu/360
  2. Bunga / bulan    = jumlah pokok x suku buna x waktu/12
  3. Bunga/tahun     = jumlah pokok x suku bunga x waktu

Diskonto Piutang Wesel
Piutang wesel dapat dipindahtangankan (didiskontokan) kepada pihak lain atau bank jika kreditur membutuhkan uang sebelum yanggal jatuh tempo piutang wesel yang bersangkutan.
Diskonto wesel biasanya dinyatakan dengan prosentase (%) dari nilai jatuh tempo wesel. Rumus perhitungan diskonto sebagai berikut :
                                                P x t x a
Keterangan : p = prosentase diskonto, t = Waktu diskonto,dihitung mulai tanggal pendiskontoan wesel sampai dengan tanggal jatih tempo, a= nilai tanggal jatuh tempo wesel,dimana pada wesel tidak berbunga nilai jatuh tempo wesel sama dengan nilai nominal  wesel, sedangkan pada wesel berbunga nilai jatuh tempo wesel sama dengan nilai nominal ditambah dengan bunga wesel.

Contoh Soal Dan Jawab :
01/4/2010            PT.ABC menerima wesel tagih nominal Rp.1.000.000, 60 hari, 12% atas pelunasan  piutang PT.DEF.
21/4-2010            Wesel tagih PT.DEF dijual ke bank BCA dengan diskonto 15%
01/05/2010         Diterima kabar dari BCA bahwa PT.DEF sudah melunasi weselnya beserta bunga
Buatlah : Jurnal dari ketiga tanggal tersebut
01/04/2009                         21/04/2009         40  hari                  31/05/2010
 

Nominal                                                                               Rp. 1.000.000,-
Bunga wesel (1.000.000,- x 60 x 12%)/360             Rp.       20.000,-
Nilai jatuh tempo                                                             Rp. 1.020.000,-
Diskonto : (1.020.000,-x 40 x 15%)/360                    Rp.      17.000,-
Nilai tunai, (cash)                                                             Rp. 1.003.000,-
Nominal                                                                               Rp. 1.000.000,-
Pendapatan bunga                                                          Rp.         3.000,-

Jurnal :
Tanggal
Jurnal
Debet
Kredit
01/04/2010
Notes receivable
   1.000.000


   Account receivable

   1.000.000
21/04/2010
Cash
   1.003.000


   Notes receivable discounted

   1.000.000

   Interes income

           3.000
01/05/2010
Notes receivable discounted
   1.000.000


  Notes receivable

   1.000.000








MARKETABLE SECURITIES (SURAT BERHARGA)
Marketable Secrurities adalah investasi jangka pendek (kurang dari 1 tahun) dalam bentuk pembelian saham-saham dan obligasi yang dikeluarkan oleh perusahaan lain. Tujuan dari inventasi ini adalah untuk memperoleh keuntungan dari perbedaan kurs antara saat pembelian dengan saat penjualan.
Marketable Securities selalu dibukukan (didebet dan dikredit) sebesar nilai perolehannya atau costnya yaitu :
                                COST = NILAI KURS + PROVISI + METERAI
Apabila Marketable Securities dijual maka selisih hasil penjualan (sales) dengan costnya dicatat dalam perkiraan Gain/Loss on Sales of Marketable Securities.(Laba/Rugi penjualan Marketable Securities)
Yang dimaksud dengan sales disini adalah :
                                SALES = NILAI KURS – (PROVISI + METERAI)
Marketable Securities dibagi dalam 2 macam :
  1. Saham, 2. Obligasi
Contoh Soal & Jawab :
  1. Tanggal 20 Agustus 2010 dibeli 120 lbr saham PT.DUL @ nominal Rp.50.000,- Kurs 105, Provisi dan meterai Rp.60.000,-
  2. Tanggal 25 Desember 2010 dijual 80 lbr dari saham tersebut diatas dengan kurs 110, provisi dan meterai ½%
  3. Tanggal 10 Januari 2011 diterima deviden dari saham tersebut sebesar Rp.4.000,- perlembar saham.
  4. Tanggal 17 Februari 2011 dijual 20 lbr saham tersebut di atas dengan harga Rp.52.000,- perlembar saham, provisi dan meterai Rp.10.000,-
Tanggal
Jurnal
Debet
Kredit
20/08/2010
Marketable Securities
   6.360.000


     Cash

   6.360.000
25/12/2010
Cash
   4.378.000


    Marketable Securities

   4.240.000

    Gain on sales of MS

      138.000
10/01/2011
Cash
      160.000


    Deviden ncome

      160.000
17/02/2011
Cash
   1.030.000


Loss on sales of MS
         30.000


    Marketable Securities

   1.060.000

OBLIGASI
Jual beli obligasi diluar tanggal jatuh tempo,kupon harus diperhitungkan bunga yang sedang berjalan yaitu dari tanggal jual beli (dihitung ke bulan yang lalu) ke tanggal kupon yang terakhir diterima.
Bunga obligasi SELALU MENAMBAH nilai pembelian maupun hasil penjualan dan dicatat dalam perkiraan tersendiri yaitu interest income.
Contoh Soal & Jawab
  1. Tanggal 1 Juni 2010 dibeli 80 lbr obligasi jasa marga 12% @nominal Rp.100.000,- kurs 96, provisi dan meterai Rp.80.000, kupon 1 April – 1 Oktober.
  2. Tanggal 1 September 2010 dijual 60 lbr dari obligasi tersebut diatas dengan kurs 103, provisi dan meterai Rp. 30.000,-
  3. Tanggal 1 oktober 2010 diterima kupon tengah tahunan dari obligasi tersebut diatas.
  4. Tanggal 1 Februari 2011 dijual 20 lbr sisa obligasi tersebut diatas dengan harga Rp.95.000,- per lembar.Provisi dan meterai Rp.10.000,-
Tanggal
Jurnal
Debet
Kredit
01/06/2010
Marketable Securities
   7.760.000


Interest Income
      160.000


     Cash

   7.920.000
01/09/2010
Cash
   6.450.000


    Marketable Securities

   5.820.000

    Interest Income

      300.000

    Gain on sales of MS

      330.000
01/10/2010
Cash
      120.000


    Interest Income

      120.000
01/02/2011
Cash
   1.970.000


Loss on sales of MS
         50.000


    Marketable Securities

   1.940.000

    Interest Income

         80.000

Penilaian Persediaan Marketable Securities
Yang dimaksud dengan penilaian persediaan adalah dengan harga marketable securities akan dilaporkan dalam neraca pada akhir tahun pembukuan. Hal ini disebabkan karena berbedah-bedanya harga pembelian atau cost dari persediaan tersebut, disamping itu juga terjadinya perubahan harga persediaan tersebut pada waktu menyusun neraca.
Ada 2 metode penilaian persediaan marketable securities :
  1. Berdasarkan At Cost (harga beli)
Apabila persediaan marketable securities dinilai berdasarkan at cost maka tidak ada jurnal pendahuluan atau adjustment yang harus dicatat. Nilai di buku besar sama dengan nilai di neraca.
  1. Berdasarkan Lower of Cos or Market (harga terendah antara harga beli dengan harga pasarnya)
Apabila persediaan dinilai berdasrakan harga yang terendah antara harga beli dengan harga pasarnya maka ada 2 kemungkinan yaitu :
a.       Harga terendah at cost
Maka tidak ada jurnal penyesuaiannya
b.      Harga yang terendah at market
Maka jurnla penyesuainnya sebagai berikut :
Decline in value                                                        Rp. Xxxxx
    Allowance for decline in value                                        Rp. Xxxx














INVENTORIES (PERSEDIAAN)
Pengertian persediaan menurut PSAK No.14 :
  1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha nominal
  2. Dalam proses produksi dan atau dalam perjalanan
  3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan dalam proses produksi atau pemberian jasa.
Persediaan merupakan aktiva lancar yang ada dalam suatu perusahaan, apabila perusahaan tersebut perusahaan dagang maka persediaan diartikan sebagai barang dagangan yang disimpan untuk dijual dalam operasi normal perusahaan. Sedangkan apabila perusahaan merupakan perusahaan manufaktur maka persediaan diartikan sebagai bahan baku yang terdapat dalam proses produksi yang disimpan untuk tujuan tersebut (proses produksi).
Secara umum istilah persediaan barang dipakai untuk menunjukan barang-barang yang dimiliki untuk dijual kembali atau digunakan untuk memproduksi barang-barang yang akan dijual. Dalam perusahaan dagang, barang-barang yang dibeli dengan tujuan akan dijual kembali diberi judul persediaan barang.

METODE PENCATATAN  PERSEDIAAN BARANG
  1. Metode Fisik
Penggunaan metode fisik mengharuskan adanya perhitungan barang yang masih ada tanggal penyusunan laporan keuangan.
Dalam metode ini mutasi persediaan barang tidak diikuti dalam buku2, setiap pembelian barang dicatat dalam rekening pembelian. Karena tidak ada catatan mutasi persediaan barang maka harga pokok penjualan juga tidak dapat diketahui sewaktu-waktu. Harga pokok penjualan baru dapat dihitung apabila persediaan akhir sudah dihitung.
Perhitungan harga pokok penjualan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Persediaan barang awal                                                Rp. Xxxx
Pembelian (neto)                                            Rp. Xxxx    (+)
  Tersedia untuk dijual                                    Rp. xxxxx
Persediaan akhir                                              Rp.xxxxx   (-)
  Harga Poko Penjualan                                  Rp. Xxxxx
Ada masalah yang timbul jika digunakan metode fisik, yaitu jika diinginkan menyusun laporan keuangan jangka pendek (intern) misalnya, yaitu keharusan mengadakan perhitungan fisik atas persediaan barang. Bila barang yang dimiliki jenisnya dan jumlahnya banyak, maka perhitungan fisik akan memakan waktu yang cukup lama dan akibatnya laporan keuangan juga akan terlambat. Tidak diikutinya mutasi persediaan dalam buku menjadikan metode ini sangat sederhana baik pada saat pencatatan pembelian maupun pada waktu melakukan pencatatan penjualan.
  1. Metode Buku (Perpetual)
Dalam metode buku setiap jenis persediaan dibuatkan rekening sendiri-sendiri yang merupakan buku pembantu persediaan. Rincian dalam buku pembantu bias diawasi dari rekening control persediaan barang dalam buku besar.

HARGA POKOK PERSEDIAAN
Dasar utama yang digunakan dalam akuntansi persediaan adalah harga pokok (cost) yang dirumuskan sebagai harga yang dibayar atau yang dipertimbangkan untuk memperoleh suatu aktiva.
Potongan Pembelian
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mencatat potongan pembelian sebagai pengurangan terhadap harga pokok yaitu :
  1. Pembelian dicatat dengan harga bruto dan (b) pembelian dicatat dengan harga neto. Dalam metode (b) utang dapat dicatat neto atau bruto.
Penggunaan masing-masing cara di atas akan dijelaskan dengan contoh sebagai berikut :Misalnya pada tanggal 1 Desember 2010 dibeli barang dagangan dengan harga faktur Rp.500.000,00. Syarat pembayaran 2/10, n/30.Pembayaran utang dilakukan pada tanggal 10 Desember 2010 sehingga diperoleh potongan pembelian sebesar 2%.
Jurnal yang dibuat  untuk mencatat transaksi di atas sebagai berikut :
(a)    Pembelian dicatat dengan harga bruto
Tanggal 1 Desember 2010 :
Pembelian (persediaan barang)                                Rp. 500.000,00
     Utang                                                                                                               Rp. 500.000,-


Tanggal 10 Desember 2010 :
Utang                                                                    Rp. 500.000,00
      Potongan pembelian                                                                                Rp. 10.000,00
      Kas                                                                                                   Rp.490.000,00
Metode Penilaian Persediaan dengan sitem pencatatan periodic :

Metode Fisik  FIFO
Dalam metode phisik FIFO (firs in firs out) masuk pertama, keluar pertama :
  1. Ditetapkan terlebih dahulu persediaan akhir secara kuantitas
  2. Penetapan harga satuan untuk nilai persediaan akhir : diambil dari harga yang terakhir dibeli, jika tidak mencukupi diambil dari pembelian kedua yang  terakhir dan seterusnya.
Contoh Soal & Jawab :
Tanggal
Keterangan
Unit
Harga Satuan
1
Persediaan awal
50
25
2
Pembelian
200
26
3
Pembelian
25
27
4
Penjualan
60
50
5
Penjualan
50
50
31
Persediaan akhir
165
???
Diminta :
  1. Hitunglah nilai persediaan akhir barang dagangan dengan menerapkan metode FIFO
  2. Hitung cost of good sold



Jawab
Keterangan
Unit
Harga Satuan
Total
Persediaan awal
50
25
        1.250
Pembelian
200
26
        5.200
Pembelian
25
27
           675
Barang siap dijual
275
78
        7.125
Persediaan akhir barang dagangan 165 unit yang terdiri dari :
140 unit @ Rp. 26             = Rp. 3.640
25 unit @ Rp.27                 = Rp. 675
165 unit                                = Rp. 4.315
Cost of goods sold :
Merchandise available for sales                 Rp. 7.125
Ending Inventory                                             Rp. 4.315
Cost of goods sold                                           Rp. 2.810

Metode Fisik LIFO
Dalam metode phisik LIFO :
  1. Ditetapkan terlebih dahulu persediaan akhir secara kuantitas
  2. Penetapan harga satuan untuk nilai persedian akhir diambil dari persediaan awal, jika tidak mencukupi diambil dari pembelian pertama dan seterusnya.
Dalam LIFO berarti barang yang dibeli terakhir dianggap dijual terlebih dahulu sehingga persediaan akhir diambil dari barang yang masuk terlebih dahulu.

Metode Phisik Rata-rata Tertimbang (Weight Average)
Dalam metode ini :
  1. Ditetapkan terlebih dahulu persediaan akhir secara kuantitas
  2. Harga rata-rata per unit dicari sebagai berikut :
Barang siap dijual (Rp)
Barang siap dijual (kuantitas)
  1. Nilai persediaan akhir : kuantitas persediaan akhir x harga rata-rata per unit.
Perhitungan harga pokok rata-rata dilakukan dengan cara membagi jumlah harga perolehan dengan kuantitasnya. Dari data dimuka, perhitungan untuk persediaan akhir dan harga pokok penjualan adalah sebagai berikut :
Metode Fisik
Misalnya barang-barang yang ada dalam gudang pada tanggal 28 Februari 2010 dihitung berjumlah 300 Kg. ersediaan akhir dihitung sebagai berikut :
Februari
1
Pembelian
200 Kg
@Rp.100,00
=
     20.000,00
9
Pembelian
300 Kg
@Rp.110,00
=
     33.000,00
15
Pembelian
400 Kg
@Rp.116,00
=
     46.400,00
24
Pembelian
100 Kg
@Rp.126,00
=
     12.600,00
1.000 Kg
   112.000,00
Harga pokok rata-rata tertimbang :
   112.000,00
=
           112,00
per kg
             1.000
Persediaan barang 28 Februari 2010 :
300 Kg
@Rp.112,00
=
     33.600,00
Harga pokok penjualan :
         112.000,00
-33.600,00
= 78.400,00

Metode Buku (perpetual)
Dalam metode ini, barang-barang yang dikeluarkan akan dibebani harga pokok pada akhir periode, karena harga pokok rata-rata baru dihitung pada akhir periode, dan akibatnya, jurnal untuk mencatat berkurangnya persediaan barang juga dibuat pada akhir periode.Apabila harga pokok rata-rata dicatat setiap ada pengeluaran barang maka diperlukan untuk menghitung harga pokok rata-rata setiap kali terjadi pembelian barang,sehingga dalam satu periode akan terdapat beberapa harga pokok rata-rata. Metode seperti ini disebut metode rata-rata bergerak (moving average).Kartu barang A dengan metode rata-rata bergerak Nampak sebagai berikut :


BARANG (RATA-RATA BERGERAK)
Tanggal
Diterima
Dikeluarkan
Saldo
Kuantitas
Harga/Kg
 Jumlah
Kuantitas
Harga/Kg
Jumlah
Kuantitas
Harga/Kg
Jumlah
2010


Rp.


Rp.


Rp.

Februari
1






200
100
     20.000

9
300
110
     33.000



500
106
     53.000

10



400
106
     42.400
100
106
     10.600

15
400
116
     46.400



500
114
     57.000

18



300
114
     34.200
200
114
     22.800

24
100
126
     12.600



300
118
     35.400

Apabila terjadi pengembalian barang yang dijual, tidak ada masalah dalam mencatat barang-barang yang dikembalikan itu karena harga pokok rata-rata yang digunakan masih sama.Tetapi jika barang-barang yang diterima kembali itu terjadi sesudah adanya pembelian baru,maka harga pokok rata-ratanya sudah berbedah,oleh karena itu perlu dihitung harga pokok rata-rata yang baru.
Misalnya pada tanggal 12 Februari diterima barang-barang yang dijual pada tanggal 10 Februari sebanyak 50 Kg dan tanggal 16 Februari sebanyak 75 Kg.Pada tanggal 25 Februari dikembalikan barang-barang yang dibeli tanggal 24 Februari sebanyak 25 Kg.Transaksi2 diatas dan pengaruhnya terhadap harga pokok rata-rata per Kg dapat dilihat dalam kartu barang berikut ini :
BARANG (RATA-RATA BERGERAK)
Tanggal
Diterima
Dikeluarkan
Saldo
Kuantitas
Harga/Kg
 Jumlah
Kuantitas
Harga/Kg
Jumlah
Kuantitas
Harga/Kg
Jumlah
2010


Rp.


Rp.


Rp.

Februari
1






200
100
     20.000

9
300
110
     33.000



500
106
     53.000

10



400
106
     42.400
100
106
     10.600

12



(50)
(106)
        5.300
150
113,27
     62.300

15
400
116
     46.400



550
113,27
     62.300

16



(75)
(106)
        7.950
625
112,4
     70.250

18



300
114
     34.200
325
112,4
     36.530

24
100
126
     12.600



425
115,6
     49.130

25
(25)
(115,60)
 (2890)



400
115,6
     46.240

Jurnal yang dibuat untuk mencatat transaksi-transaksi pengembalian barang-barang diatas sebagai berikut :
12-Feb-10
Retur Penjualan
      Piutang
Sebesar harga jual
Penjualan Barang
        5.300
      Harga Poko Penjualan
        5.300
16-Feb-10
Retur Penjualan
      Piutang
Sebesar harga jual
Persediaan barang
        7.950
      Harga Poko Penjualan
        7.950
25-Feb-10
Utang
        3.125
     Selisih persediaan
           235
     Persediaan Barang
        2.890

Masuk Terakhir Keluar Pertama (MTKP/LIFO)
Barang-barang yang dikeluarkan dari gudang akan dibebani dengan harga pokok pembelian yang terakhir disusul dengan masuk sebelumnya. Persediaan akhir dihargai dengan harga pokok pembelian yang pertama dan berikutnya. Penggunaan metode MTKP akan lebih jelas jika dilihat dalam perhitungan berikut yang datanya diambil dari contoh dimuka.
Metode Fisik
Misalnya pada tanggal 28 Februari 2010 diadakan perhitungan fisik terhadap barang-barang dalam gudang yang hasilnya menunjukan jumlah persediaan sebanyak 300 Kg.Harga pokok persediaan barang sebanyak 300 Kg itu dihitung sebagai berikut :
Persediaan tanggal 1 Februari 2010
200 Kg
@Rp.100,00
=
     20.000
Pembelian tanggal 9 Februari 2010
100 Kg
@Rp.110,00
=
     11.000
         Jumlah
300 Kg
     31.000
Harga pokok penjualan = 112,000 - 31.000 = 81.000
Metode Buku (Perpetual)
Dalam cara ini barang-barang yang dikeluarkan dapat dikreditkan dalam rekening persediaan dengan harga pokoknya pada waktu :
  1. Akhir periode : setiap ada pengeluaran barang yang dicatat dalam kolom pengeluaran hanya kuantitasnya sedang harga pokoknya baru dicatat pada akhir periode sekaligus. Cara ini akan memberikan hasil perhitungan persediaan akhir dan harga pokok penjualan yang sama besar dengan cara fisik.
  2. Setiap kali ada barang yang dikeluarkan : jika harga pokok barang-barang yang dikeluarkan dicatat dalam kartu persediaan pada saat barang-barang tersebut dikeluarkan, maka perhitungan persediaan dan harga pokok penjualan sebagai berikut :
BARANG A (MTKP)LIFO
Tanggal
Diterima
Dikeluarkan
Saldo
Kuantitas
Harga/Kg
 Jumlah
Kuantitas
Harga/Kg
Jumlah
Kuantitas
Harga/Kg
Jumlah
2010


Rp.


Rp.


Rp.

Februari
1






200
100
     20.000

9
300
110
     33.000



200
100
     20.000








300
110
     33.000

10



300
110
     33.000








100
100
     10.000
100
100
     10.000

15
400
116
     46.400



100
100
     10.000








400
116
     46.400

18



300
116
     34.800
100
100
     10.000








100
116
     11.600

24
100
126
     12.600



100
100
     10.000








100
116
     11.600








100
126
     12.600



Persediaan akhir dapat dilihat pada baris terakhir sebesar :

100 Kg
@Rp.100,00
=
     10.000,00

100 Kg
@Rp.116,00
=
     11.600,00

100 Kg
@Rp.126,00
=
     12.600,00

Jumlah
300 Kg
     34.200,00


Harga pokok penjualan dapat dilihat dalam rekening harga pokok penjualan yaitu sebesar Rp.33.000 + 10.000 + 34.800 = 77.800

Dari contoh diatas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan persediaan akhir dan harga pokok penjualan tidak sama dengan hasil dari metode fisik. Selisih harga pokok persediaan kedua metode tersebut Rp.3.200,- yaitu selisih antara Rp.31.000,- dan Rp.34.200,- selisih sebesar Rp.3.200,- ini disebabkan karena perbedaan harga pokok per Kg dari barang yang dikeluarkan tanggal 10 dan 18 Februari. Dalam cara fisik barang-barang yang dikeluarkan dinilai dengan harga pokok sebagai berikut :
Tanggal 18 Februari 2010
100 Kg
@Rp.126,00
=
     12.600
200 Kg
@Rp.116,00
=
     23.200
     35.800
Tanggal 10 Februari 2010
200 Kg
@Rp.116,00
=
     23.200
200 Kg
@Rp.110,00
=
     22.000
     45.200
     81.000
Dalam cara buku :
Tanggal 18 Februari 2010
300 Kg
@Rp.116,00
=
     34.800
Tanggal 10 Februari 2010
300 Kg
@Rp.110,00
=
     33.000
100 Kg
@Rp.100,00
=
     10.000
     43.000
     77.800
Selisih
         3.200

METODE – METODE TAKSIRAN
Dengan digunakannya metode fisik untuk pencatatan persediaan, jumlah persediaan akhir dapat diketahui sesudah dilakukan perhitungan fisik atas barang-barang yang ada. Kadang-kadang perhitungan fisik ini tidak mungkin dilakukan sehingga penentuan jumlah persediaan dilakukan dengan cara-cara taksiran. Ada 2 cara untuk menaksir jumlah persediaan pada tanggal tertententu yaitu : (1) Metode Laba Bruto dan (2) metode Eceran.
Dalam metode laba bruto, pertama kali harus ditentukan besarnya persentase laba bruto.Persentase ini bisa didasarkan pada penjualan atau harga pokok penjualan. Biasanya persentase laba bruto ditentukan dengan menggunakan data tahun-tahun lalu.Sesudah persentase laba bruto diketahui, kemudian dikalikan pada penjualan dan hasilnya dikurangkan pada penjualan sehingga dapat ditentukan jumlah harga pokok penjualan. Selisih antara HPP dengan barang2 yang tersedia untuk dijual merupakan persediaan akhir.
Contoh Penggunaan metode laba bruto adalah sbb :
Persediaan barang awal
   100.000
Pembelian (neto)
   400.000
Penjualan (neto)
   300.000
(a)
Misalnya laba bruto sebesar 25% dari penjualan,maka :
Penjualan
100%
Laba Bruto
25%
HPP
75%
Persediaan barang akhir periode dihitung sebagai berikut :
Persediaan awal
   100.000
Pembelian (neto)
   400.000
   500.000
Penjualan
   300.000
Laba bruto 25%
     75.000
Taksiran HPP
   225.000
Taksiran nilai persediaan akhir
   275.000
(b)
Misalnya laba bruto sebesar 40% dari HPP maka :
HPP
100%
laba Bruto
40%
Penjualan
140%
Persediaan barang akhir periode dihitung sebagai berikut :
Persediaan awal
   100.000
Pembelian (neto)
   400.000
Tersedian untuk dijual
   500.000
Penjualan
   300.000
Laba bruto=40/140x100%x300 rb
     85.710
Taksiran HPP
   214.290
Taksiran nilai persediaan akhir
   285.710

Metode Harga Eceran (Retail Inventory Method)
Metode harga eceran biasanya digunakan dalam toko-toko yang menjual bermacam-macam barang secara eceran, termasuk toko serba ada.Metode harga eceran bisa digunakan untuk :
  1. Menaksir jumlah persediaan barang untuk menyusun laporan keuangan jangka pendek.
  2. Mempercepat perhitungan, karena jumlah dihitung itu dicantumkan dengan harga jualnya, maka untuk mengubahnya ke harga pokok ialah dengan mengalikannya dengan persentase harga pokok tanpa perlu memperhatikan masing-masing fakturnya.
  3. Mutasi barang dapat diawasi yaitu dengan membandingkan hasil perhitungan fisik yang dinilai dengan harga jual dengan hasil perhitungan dari metode harga eceran.
Contoh metode harga eceran
Harga eceran
harga Pokok
Persediaan barang awal
              100.000
                              60.000
Pembelian (neto)
          1.100.000
                            780.000
Tersedian untuk dijual
          1.200.000
                            840.000
Penjualan
          1.040.000
Persediaan barang akhir
              160.000
Persentase harga pokok
              840.000
x 100%  = 70 %
          1.200.000
Persediaan barang akhir dengan Harga pokok : 70% x 160.000 = 112.000













FIXED ASSETS (AKTIVA TETAP)
Aktiva yang dapat digunakan oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitas usaha dan sifatnya relative tetap atau jangka waktu perputarannya lebih dari satu tahun.
Menurut SAK, aktiva tetap adalah aktiva berwujud;diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dibangun lebih dulu, digunakan dalam operasi perusahaan,tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan dan mempunyai manfaat lebih dari 1 tahun periode akuntansi.
CIRI-VIRINYA :
  • Jangka waktu pemakaiannya lama (lebih dari 1 tahun)
  • Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan.
  • Nilainya cukup tinggi
  • Penurunan manfaat (penurunan dari nilai aktiva tetap) secara periodik disebut depreciation expense (penyusutan)
  • Memiliki umur ekonomis dan nilai residu
  • Menurut SAK, harga perolehan aktiva tetao dihitung sebagai berikut : berapa jumlah nilai aktiva tetap sampai dengan aktiva tetap dapat digunakan.
Misalnya : Equipment                    5.000.000,-
                     Transportation             100.000,-
                     Cost                                  5.100.000,-
Aktiva tetap dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
1.       Aktiva Tetap Berwujud, contoh : peralatan,tanah,alat angkut,mesin dsb.
2.       Aktiva Tetap Tidak Berwujud,contoh : goodwill,hak paten,hak cipta,merk dagang dan sebagainya.

Harga Perolehan Aktiva Tetap
Nilai aktiva tetap didasarkan atas harga perolehannya yang mencakup segala pengeluaran untuk memperoleh aktiva tetap sampai siap digunakan.
Hak Perolehan aktiva tetap adalah : Harga beli, biaya lain-lain (missal:,meterai), asuransi,Angkutan,biaya pemasangan.
Masa Manfaat (n) Aktiva Tetap
Merupakan umur ekonomis aktiva tetap.Masa manfaat aktiva tetap dapat dibagi menjadi :
  1. Tidak terbatas,misalnya : tanah (tidak dikenakan penyusutan)
  2. Terbatas dan dapat diganti,misalnya:gedung,kendaraan,peralatan dikenakan penyusutan terhadap harga peolehannya.
  3. Terbatas tetapi jika habis kegunaanya tidak dapat diganti dengan yang sejenis (wasting assets),misalnya: tanah galian pasir,pertambangan.
Faktor-faktor yang menyebabkan pengurangan manfaat :
  1. Pengurangan fisik akibat kerusakan karena dipakai
  2. Penyusutan fungsional meliputi ketidaklayakan dan ketinggalan jaman.

CARA-CARA PEROLEHAN AKTIVA TETAP
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing2 cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Berikut ini akan dibicarakan masing-masing perolehan.
Pembelian Tunai
Aktiva tetap nerwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku2 dengan jumlah sebesar uang yang dikeluarkan.
Pembelian Angsuran
Apabila aktiva tetap diperoleh dari pembelian angsuran,maka dalam harga perolehan aktiva tetap tidak boleh termasuk bunga. Bunga selama masa angsuran baik jelas-jelas dinyatakan maupun yang tidak dinyatakan tersendiri.
Contoh pertama :
PT.SRI DEWI membeli mesin seharga Rp.5.000.000,- pada tanggal 1 januari 2010.Pembayaran pertama Rp.2.000.000,- dan sisanya diangsur tiap tanggal 31 esember selama 3 tahun dengan bunga 12% pertahun. Pencatatan harga perolehan mesin dan pembayaran angsuran sebagai berikut :



01-Jan-10




Pembelian mesin

Mesin
            5.000.000



     Utang
   3.000.000


     Kas

   2.000.000
31-Des-09


Pembayaran angsuran 1
               1.000.000
Utang
            1.000.000

Bunga : 12% x 3.000.000,-
                   360.000
Biaya Bunga
                360.000


               1.360.000
     Kas

   1.360.000
31-Des-10


Pembayaran angsuran 2
               1.000.000
Utang
            1.000.000

Bunga : 12% x 2.000.000,-
                   240.000
Biaya Bunga
                240.000


               1.240.000
     Kas

   1.240.000
31-Des-11


Pembayaran angsuran 3
               1.000.000
Utang
            1.000.000

Bunga : 12% x 1,000,000,-
                   120.000
Biaya Bunga
                120.000


               1.120.000
     Kas

   1.120.000

Contoh kedua :
PT. SRI DEWI pada tanggal 1 Januari 2009 membeli mesin dengan pembayaran angsuran tiap akhir tahun sebesar Rp.1.975.500,- selama tiga tahun.Jumlah uang yang dibayarkan dalam waktu tiga tahun sebesar Rp.1.975.000,- x 3 = Rp.5.926.500,- Karena Rp.5.926.500,- dibayar dalam waktu 3 tahun, berarti dalam jumlah tersebut termasuk bunga. Oleh karena itu harga perolehan mesin dihitung dari jumlah Rp.5.926.500,- dikurangi bunga.Apabila tingkat bunga sebesar 9% per tahun,harga perolehan mesin dapat dihitung dengan metode nilai tunai sebagai berikut :
                                Nilai tunai = a n 7 p x Jumlah angsuran
A n 7 p adalah symbol dari jumlah harga tunai Rp.1,00 yang diterima/dibayar setiap tahun selama n tahun. Dalam table a n7p untuk n=3 dan p=9% didapat factor nilai tunai 2,532129 sehingga nilai tunai angsuran pembelian mesin diatas dapat dihitung sebagai berikut :
                Nilai tunai = 2,53129 x Rp.1.975.500,-
                                     = Rp.5.000.000,- (dibulatkan)
Bunga selama angsuran dihitung sebagai berikut :
                Jumlah pembayaran                                       Rp.5.926.500,-
                Harga perolehan mesin                                 Rp.5.000.000,-
                Bunga angsuran                                                                Rp.   926.500,-
Bunga angsuran sebesar Rp.926.500,- akan dialokasi dalam waktu 3 tahun dengan perhitungan sebagai berikut :
Tahun
Jumlah
Bunga
Pelunasan
Pokok Pinjaman

angsuran


Utang
yg blm dibyr
awal





tahun 1




              5.000.000
1
                1.975.500
 5.000.000 x 9%
   450.000
               1.525.500
              3.474.500
2
                1.975.500
 3.474.500 x 9%
   312.700
               1.662.800
              1.811.700
3
                1.975.500
 1.811.700 x 9%
 163.800*)
               1.811.700
                               -

                5.926.500

   926.500
               5.000.000

*)Pembulatan Rp.800,-
Jurnal untuk mencatat pembelian mesin dan angsurannya sebagai berikut :
01-Jan-09
 Mesin
   5.000.000
 Beban bunga ditanggukan
      926.500
           Utang angsuran
               5.926.500
31-Des-10
 Utang angsuran
   1.975.500
 Biaya bunga
      450.000
           Kas
               1.975.500
             Beban bunga ditanggukan
                   450.000
31-Des-11
 Utang angsuran
   1.975.500
 Biaya bunga
      312.700
           Kas
               1.975.500
             Beban bunga ditanggukan
                   312.700
31-Des-12
 Utang angsuran
   1.975.500
 Biaya bunga
      163.800
           Kas
               1.975.500
             Beban bunga ditanggukan
                   163.800

PENYUSUTAN (DEPRESIASI)
Bersama dengan berllalunya waktu, biasanya kekmapuan yang diberikan aktiva tetap berwujud menurun (missal karena aus). Pengakuan adanya penurunan aktiva tetap berwujud ini dibebankan sebagai biaya yang dikenal dengan nama depreciation expense (biaya penyusutan).
Pembebanan ini dilakukan tiap bulan atau ditunda sampai akhir periode akuntansi. Penyusutan merupakan penurunan nilai manfaat secara periode dari aktiva tetap.Menurut SAK penyusutan adalah alokasi sistematik jumlah yang disusutkan setiap periode dari suatu aktiva tetap sepanjang masa manfaat.
Jumlah yang dapat sisusutkan = harga perolehan – nilai sisa
Catatan :
-          Penyusutan dilakukan dengan asumsi bahwa suatu perusahaan didirikan untuk berjalan terus.
-          Beban penyusutan merupakan penyusutan setiap periode akuntansi
-          Akumulasi penyusutan adalah penjumlahan penyusutan setiap periode akuntansi.
Perhitungan penyusutan aktiva ditentukan oleh factor sebagai berikut :
  1. Harga perolehan, yaitu jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tersebut sehingga siap untuk dipergunakan dalam operasi perusahaan.
  2. Taksiran nilai residu, yaitu taksiran nilai sisa aktiva tetao tersebut pada saat masa kegunaanya habis.
  3. Taksiran umur kegunaan yaitu taksiran umur aktiva tetap yang bersangkutan dapat dipergunakan dalam operasi perusahaan.

NILAI SISA / RESIDU
Jumlah netto yang diharapkan dapat diperoleh pada akhir masa manfaat suatu aktiva setelah dikurang taksiran biaya pelepasan.

NILAI BUKU AKTIVA TETAP
Harga perolehan – Akumulasi Penyusutan
Faktor2 yang memperngaruhi penyusutan :
-          Nilai perolehan (cost)
-          Nilai sisa atau nilai residu adalah nilai barang yang masih laku dijual
-          Umur ekonomis
Perhitungan penyusutan dilakukan setiap akhir periode akuntansi.


Penetapan Perhitungan Penyusutan
Dihitung dari bulan pemakai, jika tanggal pemakaian tanggal 15, maka penyusutan dimulai pada bulan yang br=bersangkutan, tetapi jika tanggal pemakaian tanggal 16 maka penyusutan mulai bulan berikutnya.
Penyusutan aktiva tetap dapat dilakukan sepanjang nilai bukunya > nilai sisa. Jika nilai buku = nilai sisa, maka aktiva tetap tersebut tidak dapat disusutkan lagi.
Metode Pencatatan Penyusutan :
  1. Metode Langsung (Direct Methods)
Adalah metode pencatatan penyusutan dimana biaya penyusutan langsung mengurangi nilai aktiva. Jurnalnya :
                Biaya Penyusutan                            Rp. Xxxxx
                     Peralatan                                                                        Rp. Xxxx
  1. Metode Akumulasi (Accumulated Methods)
Adalah metode pencatatan penyusutan dimana biaya penyusutan tiap tahun dikumpulkan dan dicatat pada perkiraan accumulated depreciation (akumulasi penyusutan) Jurnal :
                Biaya Penyusutan                            Rp. Xxxxx
                    Akumulasi Penyusutan                                              Rp. Xxxx
Metode Penyusutan
Dalam standar akuntansi keuangan yang sudah diterima umum terdapat 4 metode yang paling sering digunakan dalam menghitung beban depresiasi :
  1. Metode garis lurus (straight line methods)
  2. Metode dengan angka-angka tahunan (sum of the year digit methods)
  3. Metode saldo menurun (declining balance methods)
  4. Metode unit produksi (unit productive methods).
A1.         Metode Garis lurus (straight line methods).
                Dalam metode ini, penyusutan dibebankan berdasarkan berlalunya waktu dalam jumlah yang sama sepanjang umur ekonomis aktiva.
Rumus :                Biaya Penyusutan = Tarif penyusutan x (HP-NR)
                                                                        HP – NR
                                                                        UE
                                Tarif penyusutan  = 100%
                                                                        UE
Contoh Soal & Jawab
Aktiva tetap digunakan tanggal 04-04-2009, harga perolehan Rp.18.000.000,- nilai sisa Rp. 3.000.000,- umur manfaat 5 tahun.
Diminta : Hitung penyusutan setiap tahun
Jawab : tariff = 100/5 = 20%
Tahun
HP
Biaya Penyusutan
akumulasi
Nilai




Penyusutan
Buku
04/04/2009
             18.000.000



           18.000.000
2009

9/12x20%x(18.000.000-3.000.000)
   2.250.000
               2.250.000
           15.750.000
2010

 20%x(18.000.000-3.000.000)
   3.000.000
               5.250.000
           12.750.000
2011

 20%x(18.000.000-3.000.000)
   3.000.000
               8.250.000
              9.750.000
2012

 20%x(18.000.000-3.000.000)
   3.000.000
             11.250.000
              6.750.000
2013

 20%x(18.000.000-3.000.000)
   3.000.000
             14.250.000
              3.750.000
2014

 3/12x20%x(18.000.000-3.000.000)
      750.000
             15.000.000
              3.000.000

A2.         Metode dengan angka-angka tahunan (sum of the year digit methods)
                Metode ini menghasilkan beban penyusutan periodic semakin manurun sepanjang umur estimasi aktiva.
                Beban penyusutan = tariff x (HP-NR) x n/12
Tahun I                                 Tahun II                                                Tahun III
3                                              2                                              1
3/6                                         2/6                                         1/6         = 6
Catatan :
-          Tarif penyusutan didasarkan atas dasar rasio jumlah angka tahun.
-          Penetapan pembilang didasarkan atas umur manfaat.
-          Pembilang tahun pertama menggunakan angka masa manfaat tahun terakhir.
-          Penetapan penyebut : penjumlahan atas dasr bilangan tahun pertama hingga tahun terakhir.
Contoh soal & Jawab
Aktiva tetap yang digunakan tanggal 01/01/2009, harga perolehan Rp.18.000.000,- bilai sisa Rp. 3.000.000,- umur manfaat 5 tahun.
Diminta : Hitung penyusutan setiap tahun berdasarkan sum of the year digit methods
Jawab :
Tahun ke
Pembilang
Penyebut
tarif
2009
5
15
5/15
2010
4
15
4/15
2011
3
15
3/15
2012
2
15
2/15
2013
1
15
1/15
Penyebut : 1 + 2 + 3 + 4 + 5 = 15
Penyusutan per tahun :
Tahun
Penyusutan
2009
5/15x(18.000.000-3.000.000) =

     5.000.000
2010
4/15x(18.000.000-3.000.000) =

     4.000.000
2011
3/15x(18.000.000-3.000.000) =

     3.000.000
2012
2/15x(18.000.000-3.000.000) =

     2.000.000
2013
1/15x(18.000.000-3.000.000) =

     1.000.000

A3.         Metode saldo menurun (declining balance methods).
                Dalam metode ini penyusutan dibebankan berdasarkan prosentase tetap nilai buku (saldo terakhir). Biasanya prosentasenya 2 kali dari prosentase berdasarkan garis lurus.
Didalam menetapkan penyusutan ini, nilai residu tidak diperhitungkan kecuali apabila disyratkan bahwa nilai buku tidak kurang dari nilai residu yang diharapkan.
Beban penyusutan = 2 x metode garis lurus x book value
                Tarif       = 2 x 100%/EU
Contoh Soal & Jawab
Aktiva tetap digunakan tanggal 04-04-2009, harga perolehan Rp.18.000.000,- nilai sisa Rp.3.000.000,- umur manfaat 5 tahun.
Diminta : Hitung penyusutan setiap tahun & Hitung penyusutan setiap tahun berdasarkan declining balance methods
Jawab : Tarif = 2 x (100/5) = 40%
Tahun
HP
Biaya Penyusutan
akumulasi
Nilai




Penyusutan
Buku
04/04/2009
       18.000.000



    18.000.000
2009

9/12x40%x(18.000.000)
   5.400.000
        5.400.000
    12.600.000
2010

 40% x 12.600.000
   5.040.000
     10.440.000
      7.560.000
2011

 40% x 7.560.000
   3.024.000
     13.464.000
      4.536.000
2012

 4.536.000-3.000.000
   1.536.000
     15.000.000
      3.000.000
2013





2014





Ket : disusut sampai tahun 2012 karena nilai buku = nilai sisa/residu

A4.         Metode unit produksi (unit productive methods)
                Metode ini menghasilkan beban penyusutan yang berbeda-beda setiap periode menurut jumlah penggunaan aktiva. Umur aktiva dinyatakan dalam kapasitas produksi.
Rumus :
                Beban penyusutan = HP – NR x Produksi tahun berjalan
                                                          Jam mesin


Contoh soal & jawab
Aktiva tetap digunakan tanggal 1 September 2009, harga perolehan Rp.18.000.000,- Nilai sisa Rp.3.000.000,- Estimasi manfaat 10.000,- unit produksi ekonomis 5 tahun.Pemakaian mesin per tahun sebenarnya :
Tahun
Estimasi Pemakaian Mesin
2009
2000 unit
2010
2500 unit
2011
3000 unit
2012
1000 unit
2013
1500 unit
Diminta : a.Tarisf per unit, b.Penyusutan per tahun
Jawab
                                Tarif per jam = 18.000.000 – 3.000.000,- = Rp. 1.500,-
                                                                        10.000
Tahun
Estimasi Pemakaian Mesin
Tarif
Penyusutan
2009
2000 unit
Rp. 1,500
     3.000.000
2010
2500 unit

     3.750.000
2011
3000 unit

     4.500.000
2012
1000 unit

     1.500.000
2013
1500 unit

     2.250.000










AKTIVA TAK BERWUJUD & AKTIVA SUMBER ALAM
Pengertian Aktiva Tak Berwujud adalah aktiva-aktiva yang umurnya lebih dari satu tahun dan tidak mempunyai bentuk fisik. Pada umumnya aktiva tetap tidak berwujud merupakan hak-hak yang dimiliki yang dapat digunakan lebih dari satu tahun. Aktiva seperti ini mempunyai nilai karena diharapkan dapat memberikan sumbangan pada laba. Aktiva tidak berwujud antara lain dapat berbentuk hak paten,hak cipta, frachise,merk dagang dan good will.
Karakteristik
  1. Tidak memiliki keberadaan secara fisik
  2. Bukan merupakan instrument keuangan
  3. Bersifat jangka panjang dan harus diamortisasi
Pengelompokan Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva ini dapat dikelompokan :
  1. Kemampuan dapat diidentifikasikan : dapat atau tidak dapat diidentifikasikan secara khusus :
-          Dapat diidentifikasikan seperti hak cipta,hak paten dan sebagainya
-          Tidak dapat diidentifikasikan seperti goodwill
  1. Cara Perolehan :
-          Secara pembelian, seperti hak paten
-          Melalui penggabungan badan usaha seperti goodwill
-          Dikembangkan sendiri seperti goodwill
  1. Masa manfaat yang diharapkan :
-          Tergantung pada pembatasan yang diatur oleh hukum/perjanjian seperti hak paten,hak cipta dsbnya
-          Jangka waktu yang tidak terbatas seperti goodwill, merk dagang
  1. Kemampuan untuk dipisahkan dari eksistensi perusahaan :
-          Dapat dipisahkan seperti hak cipta
         Tidak dapat dipisahkan seperti goodwill

Harga Perolehan Aktiva Tidak Berwujud
Harga perolehan aktiva tidak berwujud meliputi semua biaya yang terjadi dalam rangka memperoleh aktiva tersebut pada saat mempeolehnya.

Amortisasi Aktiva Tidak Berwujud
Aktiva tidak berwujud harus diamortisasi menjadi beban sepanjang masa manfaat aktiva tersebut. Dalam PSAK No.19 disebutkan bahwa periode amortisasi aktiva tidak berwujud tidak boleh melebihi 20 (dua puluh) tahun berdasarkan pertimbangan bahwa selama 20 tahun sudah banyak perkembangan yang terjadi sehingga untuk tengang waktu selebihnya aktiva tidak berwujud diperkirakan tidak lagi memiliki manfaat keekonomian.
Metode amortisasi aktiva tidak berwujud adalah metode garis lurus, kecuali jika ada metode lain yang lebih sesuai dengan kondisi perusahaan.Jika dipai metode lain, laporan keuangan harus mengungkapkan metode dan periode amortisasi yang digunakan.
Faktor-faktor yang dipertimbangkan dalam menetukan umur ekonomis aktiva tidak berwujud :
  1. Hukum, peraturan dan kontrak
  2. Ijin untuk pembaharuan atau perpanjangan
  3. Dampak keusangan,permintaan, kompetensi dan factor ekonomiisnya
  4. Masa manfaat bias seiring dengan masa jasa sesorang atau sekelompk pegawai.









DAFTAR  PUSTAKA

Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba
Soemarso SR.,2005, Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi 21, Jakarta : Salemba Empat.
Ely Suhayati, Sri Dewi Anggadini.,Akuntansi Keuangan, Graha Ilmu
Zaki Baridwan., Intermediate Accounting Edisi 7., BPFE Jakarta

2 komentar:

  1. Halo, semuanya, tolong, saya dengan cepat ingin menggunakan media ini untuk membagikan kesaksian saya tentang bagaimana Tuhan mengarahkan saya kepada pemberi pinjaman yang benar-benar mengubah hidup saya dari kemiskinan menjadi seorang wanita kaya dan sekarang saya memiliki kehidupan yang sehat tanpa tekanan dan kesulitan keuangan,

    Setelah berbulan-bulan mencoba mendapatkan pinjaman di internet dan saya telah ditipu dari 400 juta, saya menjadi sangat putus asa dalam mendapatkan pinjaman dari kreditor online yang sah dalam kredit dan tidak akan menambah rasa sakit saya, jadi saya memutuskan untuk meminta saran kepada teman saya tentang bagaimana cara mendapatkan pinjaman online, kami membicarakannya dan kesimpulannya adalah tentang seorang wanita bernama Mrs. Maria yang adalah CEO Maria Loan. Perusahaan

    Saya mengajukan jumlah pinjaman (900 juta) dengan suku bunga rendah 2%, sehingga pinjaman yang disetujui mudah tanpa stres dan semua persiapan dilakukan dengan transfer kredit, karena fakta bahwa itu tidak memerlukan jaminan untuk transfer. pinjaman, saya hanya diberitahu untuk mendapatkan sertifikat perjanjian lisensi mereka untuk mentransfer kredit saya dan dalam waktu kurang dari dua jam uang pinjaman telah disetorkan ke rekening bank saya.

    Saya pikir itu lelucon sampai saya menerima telepon dari bank saya bahwa akun saya telah dikreditkan dengan jumlah 900 juta. Saya sangat senang bahwa akhirnya Tuhan menjawab doa saya dengan memesan pemberi pinjaman saya dengan kredit saya yang sebenarnya, yang dapat memberikan hati saya harapan.

    Terima kasih banyak kepada Ibu Maria karena telah membuat hidup saya adil, jadi saya menyarankan siapa pun yang tertarik mendapatkan pinjaman untuk menghubungi Ibu Maria dengan baik melalui Email (mariaalexander818@gmail.com) ATAU Via Whatsapp (+1 651-243 -8090) untuk informasi lebih lanjut tentang cara mendapatkan pinjaman Anda,

    Jadi, terima kasih banyak telah meluangkan waktu Anda untuk membaca tentang kesuksesan saya dan saya berdoa agar Tuhan melakukan kehendak-Nya dalam hidup Anda.
    Nama saya adalah kabu layu, Anda dapat menghubungi saya untuk referensi lebih lanjut melalui email saya: (kabulayu18@gmail.com)

    Terima kasih semua.

    BalasHapus
  2. 888 Casino App - DrmCD
    888 Casino App 경기도 출장마사지 – How to get your virtual money · How to download and install the 888 의왕 출장샵 Virtual 강원도 출장안마 App · How to use a casino 경주 출장마사지 · How 충주 출장샵 to download and install

    BalasHapus